Harapan masyarakat pecinta sepak bola tanah air untuk bisa melihat Timnas Indonesia berprestasi dengan menjuarai turnamen dua tahunan tingkat Asia Tenggara yakni Piala AFF 2022 sepertinya terpaksa harus dikubur dalam-dalam.
Pasalnya, diajang Piala AFF 2022 kali ini Timnas Indonesia hanya mampu melaju hingga kebabak semifinal setelah dikalahkan oleh Vietnam di babak semifinal Piala AFF 2022.
Padahal, dalam skuad Garuda di Piala AFF 2022 setidaknya ada tiga nama pemain naturalisasi yang ikut memperkuat Timnas Indonesia. Ketiga pemain naturalisasi tersebut yakni Ilija Spasojevic, Jordi Amat dan Marc Klok.
Namun sayangnya, kehadiran tiga pemain naturalisasi di skuad Timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2022 kali ini tidak mampu memberikan dampak yang positif bagi perkembangan permainan Timnas Indonesia dan akhirnya harus kembali gagal meraih prestasi diajang dua tahunan tersebut.
Akibat kembali gagal menjuarai ajang Piala AFF ditahun 2022 kali ini, program naturalisasi pemain sepak bola yang digagas oleh PSSI ini pun menuai banyak kritikan dan dipertanyakan efektivitasnya untuk mendongkrak prestasi Timnas Indonesia.
Padahal program naturalisasi ini telah berjalan sejak tahun 2010 yang lalu, yang artinya sudah sepuluh tahun lebih berjalan namun tidak kunjung jua melahirkan trofi juara bagi Timnas Indonesia.
Karena gagal menorehkan prestasi kembali bahkan hanya untuk sekedar ditingkat Asia Tenggara saja, maka program naturalisasi pemain-pemain sepak bola keturunan yang digagas oleh PSSI tersebut patut untuk dipertanyakan.
Efektifkah program naturalisasi ini untuk mendongkrak prestasi Timnas sepak bola Indonesia di level sepak bola internasional?
Bukankah salah satu tujuan dilaksanakannya program naturalisasi ini adalah untuk mendongkrak prestasi Timnas Indonesia di level sepak bola internasional?
Jika kita melihat realitas yang ada saat ini, dimana minimnya prestasi yang berhasil diraih oleh Timnas Indonesia, khususnya Timnas Indonesia senior, penulis menilai bahwa program naturalisasi pemain sepakbola untuk Timnas Indonesia adalah sebuah program yang bisa disebut gagal total.