Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uniknya Tradisi "Bekarang Basamo", Tradisi Menangkap Ikan ala Masyarakat Batanghari yang Ramah Lingkungan

24 November 2022   11:57 Diperbarui: 24 November 2022   12:39 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, S.E menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba Bekarang Basamo. Foto : klik anggaran.com

Pada Rabu (23/11/2022) siang kemaren, ada yang berbeda disamping rumah dinas Bupati Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

Warga Kota Muara Bulian, Ibu Kota Kabupaten Batanghari, tampak berkumpul di Kolam Bebean yang terletak persis disamping rumah dinas Bupati Batanghari, yang terletak di Kelurahan Rengas Condong, Kecamatan Muara Bulian tersebut.

Usut punya usut, ternyata kerumunan warga yang berkumpul di Kolam Bebean Kota Muara Bulian tersebut, dalam rangka mengikuti lomba "Bekarang Besamo" yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari dalam rangka memeriahkan HUT ke 74 Kabupaten Batanghari tahun 2022.

Lomba Bekarang Basamo dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Batanghari yang ke 74 tahun 2022. Foto : klik anggaran.com
Lomba Bekarang Basamo dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Batanghari yang ke 74 tahun 2022. Foto : klik anggaran.com

Tradisi Bekarang Basamo sendiri, merupakan tradisi menangkap ikan yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Batanghari, yang dilakukan disebuah sawah, rawa atau sungai dan biasanya dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok warga, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak.

Uniknya, dalam tradisi Bekarang Basamo ini, masyarakat yang ikut mencari ikan hanya boleh menangkap ikan dengan menggunakan tangan kosong dan dibantu dengan dua alat tradisional yaitu Serkap dan Ambung / Kiding.

Serkap dan Ambung / Kiding sendiri merupakan alat tradisional yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Batanghari untuk menangkap ikan yang terbuat dari anyaman bambu dan rotan.

Serkap biasanya digunakan untuk menggiring dan menangkap ikan, sedangkan Ambung / Kiding biasanya digunakan untuk menampung ikan hasil tangkapan.

Tradisi Bekarang Basamo sendiri, merupakan tradisi menangkap ikan ala nenek moyang dari masyarakat di Kabupaten Batanghari yang tergolong ramah terhadap lingkungan.

Karena hanya memakai tangan kosong dan bantuan dari alat tradisional saja dalam melakukan penangkapan ikan, tradisi Bekarang Basamo ini merupakan kegiatan menangkap ikan yang tidak membahayakan bagi makhluk hidup dan lingkungan.

Atas dasar itulah, tradisi unik dan ramah lingkungan ini dicoba untuk dilestarikan kembali oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari, dibawah kepemimpinan Bupati saat ini, Muhammad Fadhil Arief, S.E.

Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, S.E menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba Bekarang Basamo. Foto : klik anggaran.com
Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, S.E menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba Bekarang Basamo. Foto : klik anggaran.com

Sebagaimana diketahui, bahwa akhir-akhir ini sangat marak di Kabupaten Batanghari, masyarakat yang melakukan penangkapan ikan dengan cara diobat menggunakan racun dan disentrum dengan menggunakan aki atau mesin genset.

Hal tersebutpun tentu berpotensi akan berdampak pada rusaknya lingkungan dan mematikan seluruh ikan-ikan yang ada di sungai atau rawa yang diobat atau disentrum.

Sehingga dalam jangka panjang, hal tersebut dikhawatirkan akan berakibat pada semakin berkurangnya habitat ikan-ikan yang ada dialam.

Guna mengkampanyekan bahaya penggunaan obat dan alat sentrum dalam menangkap ikan inilah, Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari menggalakkan kembali budaya Bekarang yang sudah hampir punah digerus oleh perkembangan zaman, untuk melestarikan kembali tradisi dan budaya menangkap ikan yang ramah terhadap lingkungan.

Ambung / Kiding. Foto : dokpri
Ambung / Kiding. Foto : dokpri

Selain itu, karena harus dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok warga, maka tradisi bekarang ini juga sangat membutuhkan kerjasama yang baik dari seluruh warga yang ikut dalam kegiatan tradisi Bekarang.

Diharapkan dengan tradisi bekarang, kekompakan dan kebersamaan antar sesama warga juga bisa lebih ditingkatkan.

Sekian dari Jambi untuk Kompasiana. Semoga bermanfaat!

Pematang Gadung, 24 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun