1. Faktor budaya
Budaya merokok adalah sebuah budaya yang telah lekat dengan sebagian besar kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Indonesia sejak zaman dahulu kala.
Bedanya dengan saat ini, perokok pada zaman dahulu bukan merokok bentuk rokok yang sudah jadi atau hasil dari produksi perusahaan rokok, tapi merupakan rokok yang masih dibuat dan dikreasikan sendiri dengan tangan oleh nenek moyang kita.
Hal ini bisa dibuktikan dengan sebuah analisis bahwa mayoritas perokok di Indonesia adalah berasal dari keturunan keluarga yang juga perokok.
Selain itu, budaya merokok di Indonesia juga kental kaitanya dengan budaya "ngopi" dimasyarakat. Dimana hampir bisa dipastikan, bahwa setiap orang yang merokok biasanya juga adalah seorang penikmat kopi .
Budaya "ngopi" dan budaya merokok di Indonesia adalah sebuah budaya yang saling berkaitan erat satu sama lain dan sama-sama telah menjadi budaya bagi mayoritas kelompok-kelompok masyarakat di Indonesia sejak zaman dahulu kala.
Akibat dari adanya faktor budaya ini, maka pihak orang tua dan keluarga biasanya akan menganggap bahwa anak-anak mereka yang merokok adalah sebuah hal yang lumrah, wajar dan biasa saja dalam kehidupan mereka.
2. Faktor lingkungan.
Faktor lain selain faktor budaya yang menjadi penyebab banyaknya anak-anak menjadi perokok adalah faktor lingkungan.
Anak-anak yang tinggal dilingkungan perokok mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menjadi perokok jika dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal dilingkungan yang bukan perokok.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dimana anak-anak tinggal akan sangat berpengaruh terhadap kebiasaan merokok pada anak.