Pada malam kedua rewang, biasanya di isi dengan kegiatan pembuatan keu wajik atau kue jenang yang merupakan kue khas masyarakat jawa.Â
Kue jenang sendiri sering disebut kue dodol di beberapa daerah lain. Bedanya, kue jenang khas masyarakat jawa dikampungku teksturnya terlihat lebih kenyal dan berminyak.
Kue wajik atau kue jenang ini biasanya dibuat dalam dua atau tiga wajan, tergantung kebutuhan.
Perewang laki-laki bertugas mengaduk adonan kue dan perewang perempuan bertugas menyiapkan adonan dan seluruh bahan-bahan kue.
Untuk kue wajik membutuhkan waktu pengadukan manual selama kurang lebih dua sampai tiga jam nonstop. Dan untuk kue jenang membutuhkan waktu pengadukan manual selama kurang lebih 5-6 jam nonstop. Cukup menguras tenaga bukan, hehe
Namun biasanya dalam satu acara resepsi atau hajatan, tuan rumah hanya akan membuat kue khas jawa itu salah satunya saja. Yaitu kue wajik saja, atau kue jenang saja. Mengingat waktu pembuatannya yang lumayan memeras keringat.
3. Hari kedua
Dihari kedua rewang, perewang perempuan atau ibu-ibu biasanya lebih sibuk jika dibandingkan dengan perewang laki-laki.
Jika tuan rumah menyiapkan sapi, kerbau,atau kambing untuk disembelih, perewang laki-laki dihari kedua ini biasanya akan sibuk melakukan penyembelihan mulai pukul 5 pagi atau sesudah subuh hingga sekitar pukul 9 atau pukul 10 pagi.
Pekerjaan mulai dari penyembelihan, pemotongan daging dengan ukuran kecil, sampai dengan pembersihan daging dilakukan bersama-sama oleh perewang laki-laki sampai dengan selesai.
Setelah selesai disembelih, dipotong kecil dan dibersihkan barulah daging tersebut diolah dan dimasak oleh ibu-ibu yang bertugas untuk disiapkan sebagai menu utama acara kenduri pada malam harinyaÂ