Mohon tunggu...
Andi Kristiawan
Andi Kristiawan Mohon Tunggu... -

Saya bekerja di Yayasan Dinamika Edukasi Dasar Yogyakarta. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan. Yayasan DED Dibawah Keuskupan Agung Semarang. Saya bergabung dengan DED sejak tahun 2008.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pejuang yang Berangkat dari Titik Nol (Sebuah Resensi)

2 April 2013   08:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Judul: Guru-Guru Keluhuran

Penulis: St.Sularto (ed)

Penerbit: Kompas

Tahun Terbit: 2010

ISBN: 978-979-709-512-3

Telah sekian lama peringatan kemerdekaan Republik Indonesia selalu dibuat dengan sekedar mengadakan pertunjukan kehebohan. Kemeriahan itu terpuji, dan riuh lomba seharian pada hari kemerdekaaan adalah momen jenaka bersama tetangga. Bersama-sama kita semua butuh merayakan syukur dengan kemeriahan suasana. Tetapi apa yang bisa kita syukuri? Alangkah baiknya apa bila rasa syukur tersebut diwujudkan dalam bagaimana cara merawat kebudayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia supaya tidak diklaim oleh bangsa lain.

Impian, cita-cita, harapan, adalah aspek ideal dari kehidupan yang menawarkan cahaya, keindahan, dan kesempurnaan. Tak demikian halnya dengan kenyataan, realitas, yang tak selalu gemerlap, indah, bahkan kerap penuh aura kegelapan.

Gambaran, impian dan harapan 23 tokoh nasional senior, yang telah menjalani hidup dalam tiga zaman: yaitu zaman kolonial Belanda yang diselingi Inggris, zaman pendudukan Jepang, dan zaman kemerdekaan, terangkum dalam buku ini. Melalui buku inilah kita dapat belajar sejarah bangsa sekaligus menyelami kisah orang-orang yang terlibat dalam pergolakan perjuangan hidup dari titik nol hingga pecah menjadi sejarah kesuksesan mereka.

Daoed Joesoef misalnya, mantan Mentri Pendidikan dan Nasional tahun 1978-1982 yang membakar semangat nasionalisme melalui cerita masa kecilnya, saat Belanda menolak dirinya membeli buah apel di Restoran Ter Meulen, hingga melahirkan mimpinya akan Indonesia yang bebas dari penjajahan. Bagaimana mimpi Adrian B. Lapian yang sejak muda mencita-citakan Indonesia merdeka dan menjadi negara adidaya di laut? Semangat apa yang diperlukan untuk menciptakan negara entrepreneur berbasis pendidikan menurut Ciputra?

Merekalah “Guru-Guru Keluhuran” yang mewariskan semagat, cita-cita, dan impian menuju Indonesia yang lebih maju. Patut dicontoh semangat dan perjuangannya oleh setiap generasi yang ingin mempertahankan Indonesia. Inilah yang perlu kita cermati dan dalami untuk menggugah diri kita bangkit dan berusaha menjadi keluhuran-keluhuran junior bagi bangsa ini. (AK)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun