Mohon tunggu...
Sukamto Mamada
Sukamto Mamada Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir dan besar di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Merantau ke Bumi Anging Mammiri. Bekerja di Unhas. Sekarang lagi nyangkut di USA. Salam kenal semuanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bakar Saja Semuanya, Biar Ramai

12 Juli 2013   04:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya, saya hanya geleng-geleng kepala setelah mengetahui bahwa Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta di Medan terbakar. Menurut kabar, napi LP lah yang menyebabkan kebakaran itu. Ratusan napi memanfaatkan kesempatan langka ini dengan memilih kabur, termasuk para napi teroris.

Lebih jauh, saya tidak kaget dengan kejadian ini. Untuk kebakaran LP, sepertinya saya tidak asing lagi dengan informasi terkait musibah ini.Tidak ada sesuatu yang istimewa dari insiden ini.

Hampir setiap hari kita menyaksikan berita di televisi ada musibah kebakaran yang melanda pemukiman warga.

Baru-baru ini, hutan di Riau juga ikut terbakar. Untuk musibah yang satu ini, bahkan SBY harus meminta maaf kepada Malaysia dan Singapura. Sebuah sikap lembek dan mengundang banyak kontroversi.

Akhir bulan lalu, gedung ITB juga terbakar. Api melahap gedung Teknik Industri.

Yang paling hebat tentunya musibah kebakaran yang melanda Gedung Kesekretariat Negara yang terletak dalam kompleks Istana Negara. Kenapa paling hebat? Karena peristiwa ini nyaris terjadi di "jantung" pemerintahan negeri ini, Gedung Istana Negara. Bahkan, di tempat yang super duper penting itu, musibah ini pun masih saja terjadi.

Negeri ini sepertinya sudah lumrah dengan peristiwa bakar-membakar. Beberapa contoh di atas hanyalah secuil dari banyak musibah kebakaran yang begitu memilukan hati. Nyawa melayang, tempat tinggal tak berbentuk, dokumen dan harta ludes. Semuanya karena aksi si jago merah.

Ironisnya, kita sepertinya menikmati hal ini tanpa ada upaya untuk mengendalikannya. Hal ini diperparah oleh sistem penanganan kebakaran yang masih minim plus kesadaran masyarakat yang penuh dengan ketidakhati-hatian. Peristiwa ini berulang terus-menerus. Jangankan rumah-rumah kumuh warga dan lapas yang overcapacity itu, Istana Negara saja bisa terbakar. :)

Salam bakar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun