Mohon tunggu...
Muhammad Suhendra
Muhammad Suhendra Mohon Tunggu... -

whatever

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Belajar Menghargai Uang dari Orang Arab dan Cina

24 April 2012   15:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:10 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335286315177524336

[caption id="attachment_184054" align="aligncenter" width="498" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Maaf kalau judul tulisan nya berbau SARA, tidak ada maksud untuk meng olok-olok etnis tertentu. Tulisan ini cuma sekedar berbagi pengalaman dari kehidupan sehari hari yang kadang sepele tapi tidak bisa di sepelekan. Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya tempo hari... **** Beginilah nasib pedagang kuliner kaki lima kalau lagi tanggung bulan seperti ini, dagangan ga abis-abis, duitnya ga kumpul-kumpul. Kerjaannya cuma bengong dari semenjak buka dagangan sambil sesekali melempar pandangan kearah lalu lalang pengguna jalan, berharap ada yang sudi mampir walau sekedar bertanya arah jalan... Tak lama selepas isya, 'pucuk dicinta ulam pun tiba', dari kejauhan terlihat Nissan X-Trail silver menepi sambil membuka kaca mobil, pengemudinya berteriak, "koh, keju kacang coklat nya satu ya..! Ditinggal dulu, Nanti saya ambil..!" "okeh, siap wan..!" Teriak saya sambil menghampirinya, namun ia langsung tancap gas entah kemana..! Pelanggan setia saya rupanya, keturunan Arab, makanya saya panggil 'wan'... Anehnya ia memanggil saya 'koh', padahal saya bukan chinese...hehehe -betawi sipit- Tapi, sipitnya ini yang membuat 'wan' tadi jadi pelanggan setia, 'olahan orang cina enak..!' katanya. Sepuluh menit kemudian, Martabak manis spesial keju kacang cokelat siap dinikmati, ngiiik.... "berapa koh?" "biasa wan, 24 ribu saja..!" "sebentar..!" Dibukanya dompet, diambilnya selembar 10ribuan yang terselip antara ratusan dan 50ribuan... "sebentar..!" katanya lagi. Diperiksa saku kemeja dan celana, hingga ditemukan 2 lembar 5ribuan dari saku terpisah,. "sebentar koh..!" masih katanya, makin tergesa. Dijelajahi Dashboard mobilnya, ditemukan selembar 2ribuan, 4 keping 5ratusan... "nah ini dia, 24ribu...Makasih ya...!" Saya pun tersenyum dan membalas ucapan terimakasihnya. Wan itu pun berlalu... **** Dalam hal menggunakan uang, orang Arab dan Orang Cina memang dikenal sangat bijak sekali, kita patut belajar dari mereka dalam hal ini. Ada beberapa hal yang saya kagumi dari kebiasaan mereka dalam menggunakan dan memperlakukan uangnya, diantaranya; 1. Mereka pandai berhemat dalam membelanjakan uangnya. Hemat bukan berarti pelit, tapi lebih mengutamakan seberapa penting kah barang atau jasa yg akan ia gunakan. Disini berlaku skala prioritas bagi mereka. 2. Menghindari menggunakan uang pecahan besar. Kalau masih ada uang kecil, pantang bagi mereka untuk membelanjakan uang yang nominalnya lebih besar. Dengan begitu keuangan nya akan lebih terkontrol...(seperti cerita saya diatas). Berbeda dengan orang kita kebanyakan yang lebih senang merecehkan uang besarnya, dengan alasan agar mudah dalam transaksi belanja berikutnya, seperti buat bayar ojek, bayar parkir, bayar tol, de el el... padahal tanpa disadari uangnya akan menguap tanpa terkontrol. Kalau orang betawi bilang "duit gede kalo udah di belanjain, cepet banget abis nya, kaga ketauan juntrungannya..!" 3. Menghargai uang receh. Tidak ada uang 1juta, kalo tidak ada receh seratus perak. Begitu kata mereka, oleh karena itu mereka akan sangat menghargai uang receh. Kalau kita belanja di toko orang cina atau arab misalnya, mereka pasti akan selalu menyediakan uang receh untuk kembalian dengan nominal yang paling kecil sekalipun, yang bagi orang kita kebanyakan mungkin sudah tidak ada harganya. Terjatuh dari saku pun sudah enggan memungutnya kembali. Bahkan saya pernah di permalukan oleh pengamen di bis kota yang menerima dengan sinis pemberian saya, "yah gope, rokok sebatang aja udah ga dapet mas..!" katanya, Terlaaalu mereka..! 4. Menyimpan uang dengan sangat rapi. Perhatikan ketika mereka membuka dompetnya, cara mereka menata uang di dompet terlihat rapi sekali, tertata sesuai nominal, sama sisi, tak ada uang yang di lipat sembarangan. Mereka sadar, bahwa uang adalah sesuatu yang sangat berharga, maka menyimpannya pun harus dengan cara terbaik agar kondisinya tetap bagus. Dalam hal ini saya sering dibuat jengkel oleh ulah pedagang daging atau ikan di pasar yang suka meletakkan uang kembalian seenaknya diantara tumpukan dagangannya yang basah berdarah darah dan bau anyir, "hadeh pak, bu, uangnya jadi kotor nih..!" Itulah hasil pengamatan saya tentang cara orang Arab dan Chinese dalam meperlakukan uang, tidak semua memang berperangai seperti itu, tapi kebanyakan dari mereka memang lebih bijaksana dalam hal tersebut. Sudah selayaknya kita dapat mengambil hal positif tadi dan mulai mencintai dan menghargai uang kita, karena uang adalah barang yang sangat berharga yang kita peroleh dengan kerja keras. Keberadaannya diatur oleh negara dan dilindungi undang-undang... Akhirnya, marilah kita cintai uang kita, bijaksanalah dalam menggunakan dan menyimpan uang... Udah dulu ya, saya mao lanjut cari uang lagi nih..! Salam..! Pwkt, 24 April 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun