Sebuah media cetak nasional hari ini menulis headlinenya tentang sosialisasi calon presiden dari partai tertentu. Sebuah gerakan yang memang sah dalam konteks politik, tentunya 2014 bagi sebuah partai politik adalah waktu yang tidak begitu lama lagi. Dalam hitungan konsolidasi politik waktu 2 - 3 tahun adalah waktu yang sudah sangat mendesak. Jika kita mengamati sekarang ini gerakan partai politik semua sudah tertuju ke momentum politih 2014 padahal ini baru berapa tahun dari pemilu 2009. Beberapa figur calon presiden sudah mulai bermunculan saat ini, sudah ada yang terus terang siap berkompetisi pada pilpres 2014 dan ada beberapa yang masih malu-malu. Dan kl kita lihat sekarang figur-figur yang muncul masih muka-muka lama yang dengan rekam jejak yang tidak begitu menjanjikan, sebebarnya publik berharap akan muncul figur-figur baru yang masih muda, segar dengan gagasan. Memang penulis tidak mau terjebak pada perdebatan kaum muda dan tua tapi pada dasarnya kalau kita menilik pada sejarah pergolakan politik bangsa ini maka kaum mudalah yang selalu terdepan, lihat Sukarno, Hatta, Syahrir dan tokoh-tokoh pergerakan bangsa ini. Mereka adalah kaum muda cerdas yang punya pandangan jauh melampaui jamannya. Saat inipun sebenarnya banyak tokoh-tokoh muda cerdas, blirian punya visi yang bagus tapi realitas politik saat ini bisa kita lihat kaum-kaum muda berpotensi dibonsai, ruang politik saat ini bukan lagi ruang luas yang mampu menampung segala potensi anak bangsa namun sudah di kapling-kapling. Realitas cost politik yang mahal secara tidak langsung adalah mematikan gerak politik para kaum muda aktifis untuk terlibat dalam pertarungan yang nyata-nyata tidak berimbang.
Menuju Kontestasi 2014.
Sampai saat ini RUU pemilu juga belum kelar digodok DPR RI oleh pansus RUU Pemilu, entah perdebatan yang terjadi saat ini adalah konstruktif dalam rangka menata desain sistem pemilu yang lebih demokratis, mandiri dan akuntabel atau justru karena pertarungan parpol / politik dagang sapi, yang sudah meneropong nasib masing-masing parpolnya di 2014. Rancangan Undang-undang pemilu menjadi sangat penting untuk segera dituntaskan dan menjadi payung bagi penataan dan persiapan menuju pemilu 2014. Apalagi anggota KPU sudah terpilih dan tinggal menunggu untuk dilakukan pelantikan oleh presiden, apabila Undang-undang pemilu yang ditargetkan selesai pada awal april ini molor dalam pengesahannya tentunya akan membawa konsekuensi yang tidak kecil secara politik dan konsolidasi demokrasi menuju pemilu 2014. Masih adanya perdebatan pada pansus pemilu di DPR yaitu tentang besaran ambang batas parlemant atau parlementary threshol (PT), sistem pemilu, alokasi daerah pemilihan adn sistem penghitungan suara saat ini menjadi indikasi bahwa masing-masing parpol sangat mementingkan partainya sendiri. Revisi UU pemilu yang dilakukan saat ini adalah dalam rangka pembenahan sistem perpolitikan, tentunya belajar dari pemilu-pemilu sebelumnya berarti revisi dilakukan utuk penyempurnaan sistem perpolitikan. Kita pahami bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial dan ager efektif tentunya harus ada penyederhanaan partai politik, dengan begitu dibutuhkan konsistensi partai politik di DPR dalam melihat desain sistem pemerintahan presidensial.
Bisa dipahami bahwa realitas pertarungan politik yang ada di pansus pemilu DPR saat ini sebanarnya adalah pertarungan riil menghadapi 2014. bagi partai-partai besar maka ambang batas parlemen tidak menjadi masalah tapi bagi partai menengah itu menyangkut urat nadi partai. Akhirnya sebagai rakyat kita berharap pada wakil-wakil rakyat yang ada di Senayan untuk segera bisa menuntaskan RUU Pemilu, pertarungan memang sudah dimulai tapi pertarungan sesungguhnya adalah meyakinkan rakyat bahwa apa yang dilakukan adalah dalam rangka memperbaiki sistem politik kita dan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Rakyat sudah mulai cerdas, jangan sampai hiruk pikuk dan kegaduhan politik semakin membuat rakyat risih dengan partai politik sebagai pilar demokrasi. Saatnya partai politik bersama-sama mengembalikan lagi kepercaan rakyat untuk menuju pemilu 2014.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI