Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yola dan Odilia, Cinta Sempurna untuk Anak Penderita Sindrom Treacher Collins

10 Juni 2017   00:03 Diperbarui: 10 Juni 2017   00:40 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Odil yang menderita sindrom Treacher Collins yang menjalani hidup dengan keterbatasannya - Dok: Yola Tsagia

Ada saja cara Tuhan menguji kualitas cinta mereka yang berstatus orang tua. Yola Tsagia menjadi salah satunya. Kecintaannya kepada buah hatinya, Odilia Queen Lyla yang acap disapa Odil, makin teruji ketika dokter memastikan putrinya tersebut mengalami Sindrom Treacher Collins.

Odil yang lahir pada 8 Desember 2008 memang sempat membuat ibunya yang acap disapa dengan Yola nyaris tak percaya. Putri yang dicintainya justru mengalami masalah perkembangan fisik.

Semua terasa saat Odil harus masuk ke dalam inkubator, hingga kemudian kesulitan menyusui secara langsung. Saat itu tak terasakan bahwa ada keanehan tertentu. Toh, dari sisi fisik, nyaris tak terlihat ada masalah. Semuanya lengkap.

Tapi kecemasan baru mulai terasa saat memasuki 18 bulan putrinya tersebut belum dapat berjalan, meski ia sudah mampu berdiri. Kegelisahan itu sempat terobati ketika memasuki usia Odil 21 bulan, ia sudah bisa berjalan tanpa perlu dibantu.

Seiring perkembangan, Odil sempat kesulitan bicara, dan hanya dapat mengucapkan beberapa patah kata saja di usia tiga tahun. Saat tes IQ pun tak ada masalah.  Psikolog yang pernah menanganinya sempat mengira Odil menderita autis, tapi belakangan psikolog itu pun ragu karena Odil mampu menunjukkan reaksi yang wajar dan terbilang normal.

Baru ketika Odil memasuki usia tujuh tahun, barulah diketahui, gadis kecil tersebut divonis mengalami sindrom Treacher Collin alias cacat di bagian kraniofasial.

Odil dan ibunda dengan anggota komunitas Indonesia Rare Disorders - Gbr: Ist
Odil dan ibunda dengan anggota komunitas Indonesia Rare Disorders - Gbr: Ist
Efek sindrom tersebut, kepalanya mengecil, kelopak mata terkulai,  tulang pipi dan rahang tidak berkembang. Yola sebagai ibu sempat shock!

Yola mengakui ada perasaan sulit menerima ketika mengetahui jika putri kesayangannya harus mengalami cobaan yang terasa terlalu berat. "Sebagai ibu muda memang saya alami perasaan gundah luar biasa. Ini terasa sebagai pukulan sangat berat sebagai ibu, melihat anak harus mengalami ini," kata Yola.

Tapi seiring waktu, ibunda Odil itu justru membangun pikiran positif. Baginya, anaknya hanya dapat berharap kasih sayang dan penerimaan dari ibunya sendiri.

"Bukan orang lain. Cuma orang tua yang paling mereka harapkan," kata Yola, menceritakan bagaimana cara dirinya menerima keadaan yang sempat membuat dirinya  merasa terpuruk.

Dari sanalah, Yola akhirnya mampu beradaptasi, hingga tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk putrinya. Baginya, di saat seorang anak sedang tak dapat mendapatkan hal terbaik menurut pandang orang banyak, orang tualah yang paling bisa memberikan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun