Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Uang Kecil, Air Besar

14 Maret 2010   21:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:25 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_93660" align="alignleft" width="300" caption="air besar bersanding dengan uang kecil. tetapi seperti itulah hidup (Gbr: Google)"][/caption] Seringkali terjadi, ketidaksepadanan dipandang biasa. Ketidaksetaraan sudah jamak disepakati sebagai sebuah keharusan. Hadiah sebuah kemenangan atas pertarungan, dan musibah untuk mereka yang berada di sudut seberangnya.

o0o

Tanyakan pada penjaga WC umum, kenapa mereka hanya menerima uang kecil? Padahal tamu yang datang seringkali ke sana untuk buang air besar. Uang kecil dan air besar saya kira tidak sepadan. Entah dalam pandangan anda. Saya yakin, penjaga WC umum itu pasti mampu menjawab dengan kalimat yang diluar sangkaan. "Keikhlasan tidak pernah menuntut yang besar harus selalu sama besar, Bang." "Ketulusan memang acap menempatkan yang kecil berdekatan dengan yang besar. Yang besar jika selalu bertempat bersama sesama yang besar, cenderung akan bertengkar saja, Bang. Saya punya anjing di rumah. yang satu besar, dan satu lagi kecil. Di sana, anjing besar sangat sayang dengan anjing kecil. Setidaknya itu terlihat setiap matahari menjelang naik, anjing besar itu menjilati tubuh anjing kecil untuk terlihat lebih bersih." "Sebentar, sepertinya obrolan kita kok malah jauh..." "Iya, karena Abang sudah ajak bicara, saya bicara saja. Tidak keberatan ya?" "Okey, ada hal paling penting yang ingin anda bicarakan?" "Saya hanya bisa bicara tentang uang kecil dan air besar tadi sebagai topik awal. Masih boleh saya lanjutkan dengan menceritakan ilustrasi anjing besar tadi." "Silahkan..." "Saya tidak perpanjang lagi, Bang. Cuma, saya ingin nyatakan keheranan saya, mungkin kelak Abang berkesempatan untuk renungkan itu. Satu hal saja, dari cerita anjing tadi. Saya heran, anjing besar menjilat anjing kecil karena kasih sayang. Kenapa manusia menjilat yang besar ya?" Uang kecilpun menjadi sebuah pertanyaan besar. Entahlah. Sebuah tulisan yang dilahirkan sambil mendengar lagu:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun