Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak dari Syurga

13 Januari 2010   20:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:28 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_53492" align="alignleft" width="155" caption="ini rasa tumpah ruah tak hanya dalam kata (Gbr: CM)"][/caption] aku ingin membelai anak rambut yang jatuh di pelipis indahmu mengusapkan ibu jari di kening bening yang bertuliskan rindu menatap lekat jernih mata yang membuat nafasku kian menderu sambil berbicara tentang indahnya kerongkongan malam yang basah bisu candamu menjadi pelangi tadi senja saat ia malu-malu tiba tawa renyahmu menjadi sketsa indah di tubuh langit yang tak berkebaya bumi melenggang serupa tubuhmu saat mengayun langkah menjejak pualam rasa dan desau angin meniru nafasmu yang tebarkan rempah-rempah dari syurga aku merasa sebagai lelaki paling perkasa saat bisikanmu menyinggahi kupingku menombak jiwa hingga dadaku menjadi gemuruh teduh di peluk samudera ini cinta tak hanya tertulis dengan perjalanan kata Aceh,14012010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun