[caption id="attachment_108352" align="alignleft" width="300" caption="Saya percaya, Kompasiana kelak akan menjadi ibu yang akan melahirkan penulis-penulis ternama Nusantara ini (Zulfikar Akbar)"][/caption] "Saya belum sempat mempostingkan lagi program Klasika-Kompasiana yang tidak sekedar makassar, tetapi juga palembang, medan, dan Aceh. Artikel pertama saya pilihkan dari Mas Zul. Ada rencana setiap akhir tahun dibukukan untuk menjadi travellog aceh, medan, makassar dan palembang." Yap, demikian kabar yang saya dapatkan dari Kang Pepih, Admin Kompasiana via Facebook. Persis beberapa saat setelah saya ucapkan terima kasih karena sudah dimuatnya tulisan saya berjudul: Filosofi Ureung Aceh Yang pertama, jelas, secara jujur saja, saya merasakan kebanggaan juga. Karena ternyata tulisan saya itu menjadi yang pertama dimuat di Klasika Sumatera, Harian Kompas. Selain, mendapat kabar bahwa semua tulisan yang dimuat di sana ke depan akan dibukukan. Langsung saja, saya mulai membayangkan, kalaupun saya mati sebelum buku-buku saya yang lain terbit. Setidaknya buku tersebut menjadi bagian minimal yang bisa saya persembahkan untuk anak-anak saya kelak (tentu kalau sudah punya anak). Kemudian, seperti yang juga saya balas ke beliau, program yang dijalankan Admin Kompasiana tersebut jelas sangat brilian. Menjadi sebuah bentuk penghargaan kepada Kompasianers. Betapa, selama ini harus kita akui, tidak sedikit yang menyindir-nyindir:"buat apa menulis di kompasiana. Toh, gak ada bayarannya." Nah, penghargaan yang diberikan tersebut jelas lebih berharga dari sekedar uang dan uang (ini untuk penganut konsep bahwa uang memang penting, tapi uang bukan segala-galanya). Namun, melihat dari sudut yang agak minimal, saya setuju sekali seperti yang dikemukakan juga oleh Kang Pepih di sini: Meski tidak ada imbalan berupa materi, tetapi paling tidak ada beberapa keuntungan jika postingan Anda di Kompasiana (media online) bisa dimuat di Klasika Harian Kompas antara lain:
- kebanggaan (pride) sebagai penulis indie
- kliping reportase bisa dikumpulkan dan bisa digunkana sebagai lampiran untuk melamar pekerjaan di media massa dan penerbitan
- kemungkinan reportase tentang Makassar yang dimuat di Klasika Harian Kompas di Makassar (juga Sumatera: pen) diterbitkan sebagai sebuah buku
- meningkatkan self branding Anda sebagai penulis
- turut memajukan dan mempromosikan daerah/wilayah Makassar dan Sulawesi Selatan yang belum tergali (juga Sumatera:pen)
- meningkatkan gairah menulis Anda dengan semangat berbagi kepada Kompasianers lainnya di seluruh dunia
- viral marketing/promotion untuk diri Anda dan karya Anda sendiri karena keterbacaannya menjadi lebih luas.
Nah, semoga kabar ini semoga menjadi percik api untuk semangat kita Keluarga Besar Kompasiana agar terus berbagi manfaat bersama keikhlasan. Yakin saja, setiap keikhlasan sangat mampu menarik tangan Tuhan untuk ujudkan apapun mimpi tanpa perlu berbusung dada seperti yang memang sudah layak ditunjukkan penulis-penulis tenar negeri ini. Saleuem Photo Sources: Here
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI