Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendirikan (lagi) PKI

21 Juli 2010   00:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:43 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_199959" align="alignleft" width="300" caption="Lambang baru PKI (Gbr: Google Images)"][/caption] Menyimak permasalahan yang kian ruwet di Indonesia. Dengan masalah sosial yang seperti tidak menemui titik akhir, mendirikan kembali PKI memang menjadi sebuah solusi tepat. Memang tidak mudah mengajak sesuatu yang kadung dicurigai orang. Apalagi perjuangan untuk itu memang berat. Harus sering melupakan tempat tidur, dan bagi yang sudah beristri harus siap-siap melihat wajahnya merengut karena suami lebih memilih selingkuh dengan komputer. Sebab, PKI yang dimaksudkan memang tidak mengizinkan siapapun untuk tidur. Mengutip Kang Eli Rusli, sepertinya memang Partai Kalong Indonesia tidak sekadar gagasan guyon, karena diakui atau tidak, menjadi 'kalong' atau tidak tidur malam sering menjadi saat tepat untuk menghujani pikiran dengan inspirasi bernas. Menyiram Kompasiana dengan tulisan-tulisan bernas, berisi, mencerahkan dengan kesediaan melupakan keinginan untuk tidur, dalam jangka panjang saya yakini akan semakin menaikkan gengsi semua Kompasianer. Hal ini pernah juga saya bicarakan dengan Pakar Guyon Kompas, Srondol M.G, Gy.D, (titel untuk Master Guyon dan Doktor Guyon), bahwa guyon tidak menarik lagi kalau hanya sekadar untuk mengundang tawa dan tidak memberi dampak apa-apa. Apalagi dalam kaitannya dengan proses Revolusi yang teramat mendesak, REVOLUSI DIRI. Lagi pula, hening dan bening malam--kecuali sesekali hujan--akan sangat membantu untuk siapa saja yang menulis untuk bisa arahkan tulisannya menjadi lebih baik, berisi dan menggugah. Dan hati, akan lebih terang saat malam, karena menyimak kembali bahwa hati yang bersih bisa menjadi lampu ketika gelap datang. Di sana, siapa saja bisa lebih terbuka hati melihat sekeliling, dari masalah negara, kondisi sosial, ekonomi dan sebagainya. Masalah yang bisa disentil sambil berguyon, dalam arti, kalau menciptakan humor, tetapi tetap bisa diarahkan untuk sebentuk parodi, bahkan tidak melulu tertawakan pemerintah namun juga diri sendiri. Untuk itu, ingin menulis dengan jernih, dan mata batin bisa lebih terang menangkap hikmah, sediakan saat malam, atau ketika fajar datang. Inilah, yang menjadi sasaran PKI atawa Partai Kalong Indonesia: Menangkap Hikmah saat Malam Datang. Saya cari siapa yang bersedia jadi Ketua Umum PKI ini ------------ Terinspirasi dari komentar-komentar di tulisan Mukti Ali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun