Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kunjungan ke Bekasi: Saat Lelaki Bicara Cinta

18 Juli 2010   13:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_197683" align="alignleft" width="300" caption="Tuan rumah diapit tamu tengah malamnya. Dari kiri ke kanan, Abang Geutanyoe, Hazmi Fitriyasa dan saya (Gbr: Hazmi)"][/caption] Selesai Magrib, 17/7, bersama seorang rekan yang sama-sama berdarah Aceh dan kebetulan sama-sama tinggal di Bandung, Abang Geutanyoe, dengan Hyundai metalik milik rekan yang jauh lebih tua dari saya ini membelah jalanan Bandung-Bekasi. Jelang jam 12 dinihari, setelah berputar-putar nyasar sampai harus dijemput oleh sosok yang memiliki kepiawaian membanyol tetapi selalu bisa menyusupi pesan-pesan inspiratif dalam banyolannya, Hazmi Srondol. Karena memang rumahnya yang menjadi sasaran perjalanan malam Minggu itu Setiba di rumah rekan yang terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya sebagai seorang ayah dengan 2 anak tersebut. Seisi rumah menyambut dengan senyum merekah, sinyal betapa penghuni rumah yang tidak terlalu besar tetapi apik dan asri itu sangat menghargai kunjungan dari 2 lelaki berdarah Aceh, saya dan Abang Geutanyoe. Padahal kami tiba di sana persis tengah malam. Tidak banyak orang bisa melupakan keinginan dan kerinduan untuk beristirahat, apalagi di akhir pekan untuk menyambut tamunya. Tetapi, pemilik rumah tersebut sudah buktikan, masih ada manusia dalam keringnya tanah-tanah kota dari tanah berembun yang bisa beri kesejukan melebihi kesejukan embun. Setelah menarik napas beberapa jenak, obrolan demi obrolan berlangsung sambil sesekali dibarengi dengan gelak tawa. Meski dari gurat wajahnya, Hazmi yang kerap dikenal dengan sapaan Srondol tersebut terlihat lelah, tetapi masih bisa menunjukkan tawa lepas sambil juga memperkenalkan istri yang telah memberinya 2 anak. Seorang perempuan yang tidak kalah dengan Catherine Zeta Jones yang bintang Hollywood itu. Hanya saja, Kompasianer yang memilih spesifikasi penulisan bergenre humor itu layak untuk berbangga, karena permaisurinya tersebut memiliki inner beauty yang bisa dirasakan dari keramahannya dalam menyambut tamu yang sudah melupakan etiket berkunjung berkunjung ke rumahnya. [caption id="attachment_197697" align="alignright" width="300" caption="Bersama sahabat spesialis banyol di Kompasiana, Hazmi 'srondol' Fitriyasa (Gbr: Hazmi)"][/caption] Di sini, pembicaraan sengaja coba saya giring sedikit untuk bapak muda ini bercerita tentang cara ia mendidik anak-anaknya, Pandu Padmogani Zakat dan Tandyabima Padmogani Hijra--tapi malam itu, hanya si sulung Pandu yang sempat bertatap muka dengan kami. Dan, terlihat kental betapa lelaki yang bekerja di salah satu perusahaan komunikasi itu sangat antusias bercerita tentang anak-anaknya dan cara ia berhadapan dengan anak-anak ini."Saya mencoba untuk fasilitasi sebisa saya agar proses perkembangan anak-anak ini berjalan dengan baik. Saya juga sudah melihat, buah dari ikhtiar tersebut, si Mas--sebutannya untuk Pandu--sejauh ini terlihat sekali perkembangannya cukup baik." Dan penjelasannya itu tidak terhenti hanya pada penjelasan berupa pembicaraan saja. Juga ia tunjukkan beberapa dokumentasi video ketika ia menanyakan soal halal dan haram ke si kecil yang masih berusia 3,5 tahun (si sulung, Pandu). Di video itu terlihat, balita ini dengan sigap bisa menjawab pertanyaan bapaknya. Misal, saat Hazmi menanyakan,"Mas, sapi, halal dimakan tidak?" Dijawab dengan tegas oleh bocah ini,"Kalau sapi halal, sapi bisa dimakan." Terus, "Mas, kalau bebek halal dimakan tidak?" "Bebek...bebek bisa dimakan, bebek halal." Jawab bocah lucu dan cerdas itu. "Terus Mas, babi halal dimakan tidak?" "Babi...babi gak boleh dimakan, babi gak halal. Babi haram." 'Kenapa babi haram dimakan, Mas?" "Iiii...babi...jorok...jijik." Jawab si kecil ini lagi sambil memperlihatkan ekspresi lucunya. "Nasi...nasi halal dimakan gak, Mas?" Pertanyaan yang sebelumnya menanyakan tentang hewan, terlihat sedikit membingungkan bocah yang juga kerap dipanggil Thole dalam beberapa tulisan Hazmi tentang anaknya ini, ketika ditanyakan yang pertanyaan yang tidak lagi dari jenis hewan yang halal dan yang tidak. Tapi, dari keseluruhan video tersebut, tegas menunjukkan anak ini sudah memperlihatkan kejeniusan yang saya yakini berada di atas rata-rata. Itu juga semakin diperkuat dengan video yang memperlihatkan 'Thole' membaca huruf hijaiyah (huruf-huruf Arab yang juga huruf al Quran). Ia dengan lancar dan lumayan fasih menyebut semua hijaiyah itu.

***

Setelah acara makan-makan, bertiga kami keluar dari rumah Hazmi untuk mencari warung kopi, persis ketika jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Tetapi sekalipun malam Minggu, sayangnya tidak terketemukan tempat yang dicari, bahkan sampai ke Mega Bekasi Hypermall. Perjalanan mencari warung kopi juga menghabiskan waktu lumayan lama. Abang Geutanyoe juga terlihat dengan ikhlas memacu mobilnya itu merambah jalanan Bekasi pagi itu. Karena tidak juga terketemukan, akhirnya mengambil keputusan untuk kembali ke rumah Hazmi.

Dalam perjalanan kembali ke rumah Hazmi ini juga sempat terpampang beberapa potret di depan mata saya--dan juga tentunya 2 rekan ini.

Beberapa remaja terlihat ditangkap polisi karena ngebut di jalan raya, sedang beberapa remaja lain memilih cari selamat dengan cara berpura-pura mengisi bensin di salah satu SPBU."Itu cara lama anak-anak itu, SPBU jadi tempat cari selamat kalau dikejar-kejar polisi..." Terang Hazmi yang memang sudah banyak mengenal kondisi Bekasi.

Tidak jauh Hyundai yang kami naiki itu berjalan, saat berada di jalan yang tidak terlalu jauh lagi ke rumah tujuan, kami harus putar arah karena adanya korban remaja tabrakan,"Mati lagi kayaknya ya..." Kata seorang penduduk di sana yang suaranya terdengar sampai ke dalam mobil. Dari nada suara penduduk tersebut meyakinkan sekali kalau kawasan dimaksud sering terjadi kecelakaan yang lebih banyak merupakan remaja-remaja tanggung yang suka menjadikan jalanan itu sebagai ajang balap liar.

[caption id="attachment_197688" align="alignright" width="300" caption="Dipotret Hazmi, sang empunya rumah saat saya pergunakan komputernya untuk menulis 15 menit (Gbr: Hazmi)"][/caption]

Tiba lagi di rumah Hazmi, saya sempatkan menulis satu tulisan di komputernya dalam waktu sekitar 15 menit. Melanjutkan obrolan beberapa jenak sampai jam menunjukkan jam 3 pagi, saya dengan Abang Geutanyoe minta izin untuk pulang, kendati sebenarnya empunya rumah sudah persiapkan kamar untuk kami bisa bermalam. Tetapi, ada yang unik dan sangat menginspirasi saya dari 2 lelaki yang sama-sama sudah beristri itu.

"Kalau bisa tidur saja di sini, sepertinya tidak enak kalau brad pulang. Istri saya juga bisa sedih...bisa saja ia mengira apa rumah kami ini tidak nyaman..." Ujar Hazmi dengan ekspresi tulus.

Abang Geutanyoe juga menjawab, "Wah, lain kali saja kami pasti akan ke sini lagi. Saya juga sudah biasa seperti ini, walaupun larut malam tetap pulang. Sebab kalau saya keluar, pasti saya harus beritahukan istri terlebih dulu, sedang malam ini saya tidak memberitahunya, rasanya tidak enak dengannya..."

[caption id="attachment_197690" align="alignright" width="300" caption="Tuan rumah masih sempat memotret kami saat akan pulang pagi itu (Gbr: Hazmi)"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun