Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Pilu Perceraian Dwiki dan Inge

18 November 2009   09:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_26914" align="alignleft" width="300" caption="Inge (ditengah-tengah), Mbak Mariska dan Cindy. Poto diambil tanpa izin. dari siaran langsung salah satu stasiun televisi yang tidak pernah terkenal"][/caption] "Halo, Zul, musibah!!!" Terdengar suara mendesah-desah seperti suara pengantin baru. "Apa? Musibah? Kenapa?" "Inge dan Dwiki..." "Kenapa Inge dengan Mas Dwiki?" "Mereka...mereka cerai, Zul!!!" Terdengar diseberang sana, lewat selulerku Bang Andy Syoekry Amal terisak. Pilu, syahdu. Makin lama isak tangis Bang Andy makin deras. Dalam hati aku nyeletuk sendiri,"wah, Ksatria Baja Hitam bisa nangis juga." Sejurus kemudian, sepertinya dari arah belakang Bang Andy "Bang, sudah nyetrika belum. Kita suruh untuk nyetrika malah nangis-nangis lagi!!!" Terdengar suara agak bernada hardikan. "Habis nyetrika jangan lupa tuh mandiin anak-anak." Tak lama malah terdengar suara bayi nangis. "Papa..pa.papa." Tapi suaranya seperti suara orang sudah berkepala empat."Firman...nasibmu, Nak. Memiliki Izzah sebagai Ibu. Tapi ini semua Papa lakukan karena sangat mencintai ibumu itu." Dalam penglihatanku Bang Andy beranjak ke sebuah benda, sepertinya ayunan bayi. Untung juga Bang Andy tidak mematikan handphone-nya. Sehingga aku bisa merekam aktifitas seorang Ksatria Baja Hitam kalo lagi di rumah. Seperti gaya seorang anggota KPK, meski hanya lewat suara-suara yang tertangkap handphone. "Firman, kamu tabah ya, dengan kumis yang harus tumbuh lebih cepat dari usiamu ini. Papa yakin, kelak kau bisa punya istri lebih dari 2, Nak." Suaranya terlihat serak-serak basah, seperti penyanyi dangdut, Inul Daratista. Aku masih terus merekam apa yang terjadi, lewat suara-suara yang terdengar lewat handphone Bang Andy yang belum dimatikan juga. Tadi sempet terpikir biar saja aku yang matikan, tapi biarlah,"kan dengan begini, pahala mengalir ke Bang Andy yang sudah bergelimang dosa, oh" Pikirku dengan irama doa.

***

Tiba-tiba saja, mataku terantuk ke layar televisi. "Seorang lelaki, memiliki inisial D. Siang tadi melakukan pembunuhan tidak terencana terhadap seorang cucu Mak Erot. Dari salah satu sumber yang tidak bisa dipercaya, disebutkan pembunuhan tersebut terjadi disebabkan oleh pistol yang dimiliki D. Pistol tersebut beralih fungsi dan berubah bentuk setelah meminum ramuan obat kuat yang diberikan korban." Terlihat, seorang perempuan yang kuyakin memang mirip dengan Inge sedang diwawancarai seorang reporter."Iya, tadi Mas D datang kesana untuk menguatkan pistolnya. Tetapi...tetapi...kemudian,  entah karena melihat impotensi Mas D sudah parah, korban memberikan ramuan dosis tinggi. Taunya...kemudian berubah jadi pistol beneran jenis revolver. Mungkin Mas D sudah tidak kuat karena memang terlalu lama pistolnya tidak difungsikan. Jadi baru selesai proses terapi maunya langsung diledakkan, sayangnya karena sudah berujud pistol beneran. Sampai...me..memakan korban cucu Mak Erot itu." "Tapi bukankah cucu Mak Erot juga laki-laki toh?" Tanya si reporter. "Iya, itu dia, selera Mas D juga tiba-tiba berubah. Jadinya akupun dicerainya langsung di kantor polisi [caption id="attachment_26920" align="alignright" width="140" caption="Salah seorang kompasioner, tersangka kasus pembunuhan cucu Mak Erot "][/caption] tadi tanpa rasa perikemanusiaan seperti yang diajarkan dalam butir-butir Pancasila!!! Kejammm...kejammmmmm.....betapa kejam dirimu tinggalkan aku sendiri, di tanah minang hati ini merintih aduh duh hati merintih. Aduh buyung, mengapa lupa padaku...Oops. Maaf, saya suka dangdutan dirumah mas, jadinya kebablasan nyanyi juga disini" Ujar Inge dengan ekspresi yang tiba-tiba berubah makin kemayu dan malu-malu kuda---seperti sering ia ucapin--. Mbak Mariska dan Cindy yang berdiri disamping Inge, terlihat sama-sama sedang mengunyah sirih, dan cengengesan saja dengan gigi berwarna kekuningan. Tiba-tiba saja, air sirih yang berada di mulut Mbak Mariska disemburkannya ke layar kamera yang sebenarnya Live atawa siaran langsung,"Ini bukan cerita gosip artis, tau!!!"terdengar bentakan Mbak Mariska dengan irama seperti pemain film Kejamnya Ibu Tiri.

***

Akhirul kalam, aku sempat tercenung lama."Meski sedih. Tetapi aku masih menyimpan bangga. Ternyata, tidak cuma selebritis yang perceraiannya diliput televisi. Pasangan rakyat jelata seperti Mas D yang berprofesi sebagai calo di terminal angkot, dengan Inge yang berprofesi sebagai penjaga warteg. Tetapi pada perceraiannya juga diliput televisi seperti itu. Tuhan Maha Adil" Pengumuman Cerita ini fiktif belaka. Dapatkan bukunya di toko-toko kelontong. Jika ada kesalahan jangan dimaafkan, karena berisiko bisulan. Kalau ada kesamaan nama, ini semata-mata karena kesengajaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun