Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekuatan Perempuan Hadapi Kelamnya Hidup

14 Desember 2010   02:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

50 persen saja terdapat perempuan berpikiran luas, saya yakin dunia akan lebih baik 5000 kali. Entah mereka pernah mengalami pengalaman-pengalaman buruk ataukah mereka memiliki kekurangan yang sangat banyak sebelumnya. Kembali, saya ingin melirik perempuan.

Saya tertegun setiap membaca profil perempuan-perempuan istimewa yang pernah ada. Salah satu buku yang cukup menginspirasi saya adalah Cool Women with Hot Job, yang memang bercerita tentang wanita dengan perjuangan mereka bersama karirnya. Menariknya, dalam berbagai prestasi mereka yang diceritakan dalam buku tersebut, namun mereka bisa tetap menjadi perempuan-perempuan yang membumi. Membaca buku itu, selanjutnya menjadi 'perangsang' untuk saya melirik lebih banyak ke arah perempuan lain (melirik seperti ini saya yakini bukanlah bentuk perselingkuhan). Sampai kemudian saya selalu membaca profil-profil beberapa perempuan lain yang mampu memberi inspirasi. Karena mereka sampai di 'puncak' bukan karena warisan orangtuanya. Tetapi justru mereka acap berhadapan dengan hidup yang berwarna temaram bahkan gelap sama sekali.

Siapa yang tidak mengenal Oprah Winfrey untuk jaman ini? Perempuan yang lahir pada tanggal 29 Januari 1954 di Kosciusko, Mississippi ini dibesarkan di sebuah perternakan oleh neneknya yang keras, Hattie Mae, selama enam tahun. Meski begitu, dalam usianya 3 tahun, Oprah sudah mulai berani berbicara di gereja. Ia memiliki bakat alami untuk tampil di depan umum dan menjadi sangat populer dalam perkumpulannya.

Ibunya, Vernita 'hanya' bekerja sebagai pembantu di Milwaukee, Wisconsin. Pekerjaan yang kemudian membuatnya berkemampuan untuk mendidik Oprah sendiri dan mengambil Oprah kembali dari neneknya.

Dari berbagai sumber disebutkan, ketika masih di Milwaukee, Oprah masih sangat miskin, ia harus tinggal dalam satu kamar bersama ibu dan dua saudara tirinya. Setiap hari Ibunya harus meninggalkan anak-anak itu saat pagi buta dan baru kembali pulang saat malam sudah jauh beranjak, bahkan ia nyaris tidak memiliki waktu untuk ketiga anak-anaknya.

Laiknya bocah kecil yang ingin menarik perhatian orangtuanya, Oprah sering kabur dari rumah. Maka, memasuki usia 9 tahun, ia mengalami pelecehan seksual oleh sepupunya yang berusia 19 tahun yang sedang bertugas menjaganya.

Tidak terhenti di situ, sewaktu ia berusia 14 tahun, Oprah hamil dan bayinya meninggal tidak lama setelah dilahirkan. Tatkala Oprah melarikan diri selama satu minggu setelah itu, ibunya berkesimpulan bahwa ia tidak bisa lagi mengurus Oprah. Sampai kemudian Oprah dikirim pada ayahnya di Nashville. Oprah yang benar-benar takut dengan ayahnya disebabkan lelaki itu adalah figur paling disiplin yang ia kenal. Sampai ia bersumpah, kalau sampai ia sanggup tinggal bersama ayahnya, ia akan merubah hidupnya, ia akan menunjukan siapa dia yang sebenarnya.

Dari beberapa catatan disebutkan, Ayahnya adalah seorang tukang cukur, pemilik toko, anggota dewan kota, dan pejabat gereja yang sangat tidak bisa mentoleransi sikap negatif Oprah termasuk nilai sekolahnya yang buruk. Oprah memperoleh nilai - nilai C di Milwaukee, tetapi hanya nilai A yang bisa diterima oleh ayahnya.

Disamping pekerjaan rumahnya dari sekolah, setiap minggu Vernon dan Zelma mewajibkan Oprah untuk menulis laporan buku dan menanyakan kepadanya kosakata baru. Awalnya, Oprah benci pada aturan tegas dan harapan tinggi mereka. Tapi, ternyata justru itulah yang ia perlukan, orangtua yang membuat peraturan dan menerapkannya dengan tegas, tapi juga memberikan cinta dan perhatian yang diinginkannya. Oprah pun bangkit (Sumber: di sini).

Pada catatan lain disebutkan. Usai masa itu, nilai sekolahnya naik secara drastis, Oprah juga jadi lebih ramah dan populer daripada sebelumnya. Di SMA, ia terpilih untuk mewakili sekolahnya pada suatu konfrensi pemuda di Gedung Putih, dan memenangkan beasiswa sebesar $1,000 atas pidato yang ia tulis, "Orang Negro, Konstitusi, dan Amerika Serikat".

Hingga selanjutnya Oprah menempuh perjalanan ke Los Angeles untuk menjadi pembicara di suatu gereja dan ini dilakukannya dalam usia yang terhitung masih sangat belia, 16 tahun. Sekembali dari sana, Oprah bercerita kepada ayahnya kalau suatu saat nanti cetak telapak tangannya akan ada di samping deretan cetak telapak tangan bintang lain di luar Teater Mann's Chinese sebagai ekspresi mimpi besar seorang Oprah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun