"Aku bangga disebut sebagai seorang yang berhasil menunjukkan kekuatan sihir ke bumi ini." Demikian ujar Zarathustra dalam sebuah kesempatan untuk diskusi di tepi pelangi sebuah senja di atas awan yang berbaring manja. Ia memang pernah disebut sebagai seorang manusia yang sangat piawai dengan sihir. "Memang, aku harus akui. Sihir itu datang dari kata-kata dan sentuhan. Terdapat kekuatan sihir yang sangat besar dalam kata-kata dan sentuhan." Zarathustra mencoba yakinkan sambil mengusap jenggotnya. "Sihir ini tidak hanya dimiliki pengikut-pengikut iblis. Karena Sihir juga bisa dipergunakan oleh pengikut Tuhan. Para pengikut Iblis akan pergunakan sihirnya untuk menghancurkan. Merendahkan kaum perempuan. Mereka yang salah mempergunakan sihri itu akan merasakan kenikmatan untuk beberapa saat. Namun, harus kau tahu, untuk ribuan tahun yang tidak bisa di hitung, mereka akan didera siksa. Karena kenikmatan terbalas seimbang dengan penderitaan. Dan itu bagian dari hukum Keadilan Tuhan." Ujarnya. Tangannya seperti meraba-raba."Para penyihir akan meraba semua permukaan bumi. Disana berasal semua kekuatan. Langit telah lama turunkan kekuatan itu kedalam bumi. Hanya dengan sentuhan, dan untai kata yang kau ambil didalam lemari-lemari hati . Maka kekuatan besar itu akan muncul. Menyinggahi semua tapak kaki yang menapak di bumi."Ucap Zarathustra dengan sepenuh yakin. "Sihir itu telah di ambil oleh Rumi. Sihir itu telah di ambil para wali. Sihir itu juga telah diambil para petarung yang menebar perang. Sebenarnya, dari sihir itu pula terjadi perang yang tidak akan pernah berhenti. Karena selalu saja, kala pecinta sedang ajarkan cinta dengan kekuatannya bersama hati dan cinta. Pemuja angkara akan melakukan hal yang sama. Tinggallah pilihan, pada jalan mana engkau memilih sebuah kematian. Bawalah sihirmu untuk tebarkan pelajaran cinta" Ia begitu tegas dengan kata-katanya, serupa samurai yang membelah keterpakuanku. Suhu Dedikasikan Untuk: Mbak Mariska Lubis, Bang Andy Syukri Amal, Eka, Dek Hadi, Inge, Olivia dan DR Jabir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H