Tidak ada yang langsung besar. Seperti tidak adanya yang langsung dengan serta merta begitu lihai melakukan sesuatu. Baik yang sifatnya kemampuan yang bersifat positif maupun yang negatif. Bagaimana dengan Gayus dengan kelihaiannya?
Hari ini, jamak kita ketahui, siapa yang paling terkenal di republik ini? Sampai ke anak-anak saya kira juga langsung menunjukkan jari telunjuknya ke photo Gayus. Ini juga kalau kita memaparkan sekian photo yang kerap hadir ke publik.
Pun jika menanyakan, nama siapa yang paling kerap 'digunjingkan'? Ya lagi-lag, kembali Gayus.
Bahkan tidak keliru, di Indonesia, jika bahkan ada yang berguyon, nama Gayus sudah lebih banyak disebut-sebut daripada nama Tuhan. Tidak bisa menerima? Toh realitasnya demikian. Takarannya, lihat saja obrolan-obrolan di mana saja. Dari berbagai media sampai kaki lima. Dari mereka yang memang menjadi pemerhati di tingkatan negara sampai dengan mereka yang hanya biasa berbicara di kaki lima.
Taruhlah, di Indonesia, umat Islam menjadi umat yang mayoritas dan yang paling banyak menyebut nama Tuhan berdasar indikator; Islam memiliki 5 waktu sehari semalam menghadap Tuhan. Namun jangan lupa, tidak seluruh umat Islam yang melakukan itu. Oke mereka mengaku sebagai muslim, namun kalau berbicara apakah mereka sudah menyebut Tuhan seperti takaran ditekankan dalam Islam. Ini memiliki sangat banyak bukti yang bisa dijadikan sebagai alat membantahnya.
Saya cemas sendiri. Beberapa yang lugu dari kita, mungkin akan menjadikan seorang Gayus sebagai referensi, bagaimana menjadi seorang penjahat yang memiliki kekuatan. Sehingga, kalau pun sudah berada di penjara. Namun masih memiliki cukup kekuatan mematahkan banyak taring dan cakar.
Dari sana pula, ke depan tidak tertutup kemungkinan akan lahir kembali yang lebih lihai dan piawai dari Gayus. Mungkin namanya akan menjadi Super Gayus?
