Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Panas

8 Juni 2010   07:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 4987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_161661" align="alignleft" width="227" caption="Bukan penjual cabe, tapi...(Gbr: Kaskus.us)"][/caption] Berbicara ketertarikan manusia memang sangat unik. Dari yang dingin sampai yang panas. Dari soal es krim sampai kemungkinan lelehan salju yang tenggelamkan dunia. Dari jajanan pisang goreng yang masih panas, obrolan dengan senyum yang hangat sampai ke urusan perselingkuhan yang bikin hati juga panas. Wah! Mengangkat dingin dengan panas saja bisa dikaitkan dengan begitu banyak masalah. Seorang suami bisa merutuk terus menerus dalam hati jika didapatinya istrinya makin hari makin dingin. Seorang istri bisa mengomel sehari suntuk jika periuk terus dingin sedang suami adem ayem (baca: dingin), dalam arti suaminya tidak peduli soal periuk nasi. Dan dalam 3 hari ini lain lagi. Terdapat beberapa topik yang paling menarik perhatian masyarakat dari multi level. Perhatian banyak tersedot pada cerita-cerita panas. Tentang Ariel, Luna Maya dan Cut Tary yang bikin banyak orang panas dingin sampai soal Yahudi yang seringkali bikin Muslim Indonesia kepanasan, gerah. Ada komposisi gerah dan gairah dan itu memberi dampak basah. Iya, basah. Saya ingat beberapa rekan yang berdiskusi tentang Yahudi, mereka juga basah. Setidaknya dengan pandangan banyak lawan bicara yang terkadang memancing emosi. Keningnya basah karena berpikir terus sampai berkeringat. Dari sekian topik panas dalam 3 hari ini, saya sendiri lebih tertarik pada persoalan yang berhubungan dengan Yahudi dan Gaza atawa juga Palestina. Ariel, Luna, Cut Tary Terkait soal Ariel, Luna dan Cut Tary. Saya tidak terlalu menaruh minat karena memang tidak ada hal yang menarik untuk dibincangkan. Kecuali, rasa harap-harap cemas jika saja banyak remaja yang mengidolakan mereka lalu lantas (menyontek lalu lintas) meniru semua yang dipampangin di video para 'seleb' tersebut (tidak bermaksud menuduh). Terbayang jika saja mereka adalah anak-anak yang lugu,"Apa juga dibilang kalau maen dokter-dokteran [caption id="attachment_161662" align="alignright" width="198" caption="Juga bukan penjual cabe lho, jangan maen fitnah saja nuduh orang jual cabe...(Gbr: kapanlagi)"][/caption] itu dosa, mereka aja bisa. Aku juga pengen dong. Mosok yang enak-enak terus saja dilarang..." Jika seperti ini alamat parah dan berdarah-darah. Wah, terasa saya lebih-lebihkan ya? Memang, karena berdarah-darah yang saya maksud, adalah darah aborsi jika efek dari video yang konon sudah beredar luas ditiru remaja dan seks bebas terjadi dimana-mana. Tidak mengerti langkah proteksi dari kehamilan, lalu panik dan meminta di remaja perempuan aborsi. Duh, ngeri. Tentunya, kedua orangtua remaja itu juga akan panas. Sepertinya memang hari-hari terakhir ini semakin banyak cerita-cerita panas. Dan, masyarakat pun selalu suka yang panas-panas. Soal panas memang masuk akal jika paling diminati. Bahkan seorang Istri bisa saja diberikan wajah masam oleh suaminya jika tidak panas. Eh, maksud saya nasi yang dihidangkan tidak panas, sedang sang suami cape-cape pulang kerja. Walah, kok saya lupa kalau jaman sekarang banyak istri kerja juga. Terus siapa yang bikin panas? Wallaahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun