Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antasari Dendam Kepada SBY?

14 Februari 2017   18:20 Diperbarui: 14 Februari 2017   18:34 2395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Antasari takkan tinggal diam meski ia tak menyimpan dendam - Gbr: zonariau. com "][/caption]Tanggal 14 Februari 2014 pantas disebut hari yang suram bagi Susilo Bambang Yudhoyono. Sebab di layar TV yang cerah, sosok Antasari Azhar muncul, melepaskan sebuah peluru yang tepat tertuju ke kening mantan presiden tersebut.

Ya, Antasari menggelar jumpa pers, membuat sebuah pengakuan singkat. Ia berbicara dengan suara datar. Tapi cukup berisi, bahwa Cikeas (baca: SBY) pernah menitahkan agar Antasari saat menjabat sebagai Ketua KPK membebaskan kerabat presiden yang pernah bertahta hingga 10 tahun.

Ini bukan kabar baik bagi SBY.

Bukan rahasia jika sejak menjabat sebagai presiden, SBY nyaris tak putus dirundung persoalan. Lazimnya persoalan itu memang lahir dari lingkaran terdekatnya, dan nyaris semua berubah nasib. Mereka berganti status dari "kalangan dekat penguasa" berubah status sebagai pencuri uang negara.

Hebatnya, saat sederet kalangan dekatnya yang biasa mengenakan jas mewah, satu persatu berganti kostum dengan baju tahanan, SBY masih terlihat bersih.

Bahkan karena begitu yakin bahwa dirinya bersih, SBY lewat Agus Yudhoyono kembali membawa warna. Anaknya ini hanya berlaga di Pilkada Jakarta, tapi turut membuat satu negara ikut gaduh. Terutama dengan permainan isu demi isu. Terlepas isu-isu yang dilempar lewat berbagai tangan itu belum pasti dari mereka, tapi pernyataan Agus dan SBY sendiri turut membantu isu-isu itu seperti bola salju yang kian kencang bergulir.

Selayaknya bola salju, makin jauh bergulir maka makin membesar. Sayangnya, bola ini justru menghantam dirinya sendiri.

Banyak masyarakat DKI kecewa dengan sikap SBY menjelang Pilkada 2017 ini. Terutama di hampir setiap kali dia tampil, alih-alih membuat pernyataan selayaknya orang yang pernah memimpin di depan rakyat yang pernah dia pimpin; ia mengenakan jubah serupa dengan jubah masyarakat mayoritas, tapi melupakan empati pada masyarakat minoritas.

Sekarang, pementasan yang dimainkan SBY tidaklah berujung aplaus kecuali dari kalangan masyarakat dan pihak yang merasa "terbela" oleh pernyataan-pernyataannya. Yang ada ia kian terkapar dengan bola salju yang tadi membesar sendiri setelah dilemparnya, sengaja atau tidak sengaja.

Kaitan dengan Antasari? Ya Antasari jamak disepakati sebagai korban rezimnya. Tersingkir, tergilas, sendiri saja tak lama setelah figur berlatar belakang jaksa ini dinilai telah menantang Cikeas.

Bahkan, SBY tak pernah menjenguk Antasari ke penjara saat ia yang pernah bekerja melawan pencuri di negaranya, justru meringkuk kedinginan sendirian di dalam sel; jauh dari rumah, jauh dari keluarga, dan dianggap penjahat oleh sebagian masyarakat yang membaca berita seputar dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun