1. Lebih menghargai waktu
Rata-rata pengguna KRL adalah orang yang sangat peka dengan waktu. Mereka cenderung lebih peka mengkalkulasi waktu dibutuhkan dari rumah ke tempat kerja atau kantor dan sebaliknya.Â
Tak sedikit dari orang-orang yang saya kenal dan aktif menjadi pengguna KRL sampai hafal di luar kepala tentang jadwal kereta hingga kapan saja stasiun mereka tuju lebih lega atau tidak.
2. Lebih peka sekeliling
Sekarang, siapa saja takkan asing lagi melihat pemandangan seperti anak muda yang dengan sukarela menyerahkan tempat duduknya kepada orang lanjut usia (lansia) atau ibu hamil dan menyusui hingga difabel.Â
Saya sendiri bahkan pernah melihat seorang bapak yang juga sudah bisa disebut lansia memilih mengalah dan memberikan tempat duduknya kepada seorang difabel.Â
Berdiri di sebelah penumpang sebaik ini bikin saya ikut membatin, "Luar biasa nih bapak-bapak. Dia sendiri sudah berusia senja, tapi masih peka melihat siapa yang lebih butuh." Ya, ada keharuan melihat pemandangan seperti ini.Â
Tentunya bukan saya saja yang sering melihat dan menemukan pemandangan seperti ini. Di media sosial, banyak warganet yang juga saling berbagi cerita tentang kebiasaan baik yang menggugah perhatian mereka di KRL dan transportasi umum lainnya.Â
3. Peka perubahan
Setiap hari akan ada saja perubahan yang bisa dilihat saat bepergian dengan KRL. Pemandangan di stasiun hari ini jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Juga pemandangan di dalam gerbong kereta itu sendiri, selalu ada hal menarik dan mengentalkan pesan perubahan itu sendiri.
Buat saya sendiri, Stasiun Palmerah menjadi stasiun paling akrab sejak awal memilih hidup di ibu kota. Awalnya perjalanan ke arah Rangkasbitung terkadang terusik dengan perlintasan dan kecelakaan di sana, sekarang menjadi lebih lancar tanpa ada lagi perlintasan tanpa gangguan. Sebelumnya, Palmerah saja ada perlintasan di dekat stasiun hingga di Patal Senayan yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer.Â