Di luar dugaan, cuitan saya di akun twitter pribadi, @zoelfick, seputar polemik PB Djarum dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Lentera Anak, meramaikan jagat internet. Terutama konten berisikan tangkap layar terkait sponsorship dalam kegiatan KPAI dan Lentera Anak.Â
Postingan itu saya unggah per hari Minggu 9 September 2019. Setelah lebih dulu saya unggah catatan pribadi dalam bentuk utas seputar pengalaman beberapa kali meliput Audisi Beasiswa PB Djarum.Â
Cuitan berbentuk utas terkait pengalaman meliput audisi ini, lumayan mendapatkan sambutan publik. Sedikitnya, ada 900-an retweet untuk utas tersebut, dan mendapatkan impresi tidak kurang dari 108.585 orang.Â
Namun lagi-lagi, satu unggahan terkait penyandang dana atas kegiatan KPAI dan Lentera Anak jauh lebih mendapatkan perhatian publik. Pasalnya, unggahan ini justru mendapatkan retweet hingga 7.503 kali, di samping terdapat 2.493 likes, setidaknya saat saya menulis artikel ini.Â
Tentu saja, jumlah impresi pun mencapai 464.714 orang, di samping engagements terbangun tidak kurang dari 84.869.Â
Apa yang saya tangkap dari sini adalah persoalan antara KPAI-Lentera Anak dengan PB Djarum, memang sedang sangat menyita perhatian publik. Sederhananya bisa dibilang, KPAI sedang salah memilih lawan. Sebab, publik akhirnya bersuara dan justru menentang mereka.Â
Menariknya, mereka yang bersuara dan memilih membela PB Djarum pun tak sedikit adalah kalangan yang menentang rokok. Fenomena ini bisa ditangkap sebagai petunjuk bahwa tak sedikit juga penentang rokok yang memilih proporsional dalam melihat persoalan.Â
Kenapa perlu saya singgung respons dari kelompok penentang rokok? Tidak lain, karena saat mengulik akar persoalan dan isu yang ditiupkan KPAI adalah persoalan rokok.Â
Mengembalikan lagi pada unggahan terkait pendana di balik gebrakan KPAI-Lentera Anak, pasalnya  kedua lembaga ini ternyata diketahui mendapatkan sponsor yang sama, Bloomberg. Ini bisa ditelusuri lewat kata kunci Bloomberg Initiative to Reduce Tobacco Use.Â
Di sanalah akan dapat ditemukan lembaga mana saja yang mendapatkan dana dari Bloomberg.