Sontak, sahutan dan antusiasme penulis Kompasiana pun kian melejit tinggi di media tersebut.
Bukan hal mengagetkan jika saat ini, telah ada dua juta artikel terdapat di blog tersebut, dengan rata-rata pengunjung per bulan minimal 18 juta pengunjung. Media itu juga menjadi bagian dari 10 besar situs berita di Indonesia dan lima besar situs buatan dalam negeri.
Walaupun untuk ide-idenya itu, dia harus keluar dari comfort zone alias zona nyaman di korporasi sekelas Kompas Gramedia, yang selama ini telah memberikan imbalan besar kepadanya.
Per November, saat para teman-temannya tak banyak yang tahu mimpi-mimpi besarnya dan apa yang menjadi rencananya, mengajak saya dan seorang rekan berlatar belakang IT, Riki Kurniadi, ngobrol-ngobrol di salah satu resto di Gandaria City. Di sanalah dia mengabarkan kepada saya dan Riki, "Saya memutuskan keluar dari Kompas!" ucapnya dengan sorot mata khasnya, tajam.
Dan, per Desember dia mengumumkan pengunduran diri dari raksasa media itu, yang disahuti para fan-nya dengan penuh tanda tanya.
Inovasi anyarnya, PepNews belum sebesar Kompasiana. Dia pun memercayakan situs itu kepada beberapa penulis yang diambil dari beberapa daerah dari Sumatra  hingga belahan timur Indonesia. Tidak mengandalkan kekuatan modal, kecuali menanamkan kekuatan keyakinan kepada rekan-rekannya yang dirangkul mengasuh media tersebut.
Selain itu, dia turut menggawangi Selasar.com, dan menjadi COO sekaligus Co-founder media tersebut. Tapi itu menjadi bukti, bagi dia, pencapaian dan prestasi besar bukan alasan untuk berhenti berkreasi.
Di hampir setiap kesempatan saya bersua dengan pria yang acap saya sapa Kang Pep itu, dia acap mengatakan, "Saya tak pernah membiarkan pikiran saya untuk tidur!", dan kenyamanan di perusahaan sekelas Kompas telah ditinggalkan olehnya. Ya, mungkin karena dia tak ingin kenyamanan itu melelapkan dirinya.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H