Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Farhat Abas, Korban Publisitas

7 Januari 2014   01:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13890341711743263197

Di sini, saya menjadi satu dari sekian penduduk negeri ini yang tertawa plus terkekeh dengan jawaban sang pengacara yang konon putra Hakim Agung Indonesia. Membayangkan Indonesia menjadikan dia sebagai presiden, mungkin ia bisa mengubah negeri ini menjadi negeri paling lucu sedunia.

***

Pamor yang dimiliki Farhat Abas bukan tanpa persoalan. Saya bisa katakan, popularitas yang ia miliki bisa meracuni. Pertama, jika saja ia menjadi model untuk khalayak. Bayangkan jika publik benar-benar melihat dia sebagai seorang intelek, seorang terkenal, layak ditiru, maka yang terjadi adalah penyesatan. Hal apa yang ia sesatkan? Cara bersikap!

Katakanlah ia sebagai seorang figur publik. Ia adalah sosok yang kerap tampil di televisi, dibincangkan di berbagai media. Sementara yang ditampilkan nyaris tak ada yang benar-benar penting untuk diketahui oleh masyarakat. Sedangkan media, karena memang mendapatkan sisi berita dari sepak terjangnya, demi kepentingan penjualan, menjadi kian rajin menulis tentangnya.

Di sini pengacara itu terkecoh. Ia secara tak sadar terjebak dalam perasaan sebagai orang penting, orang yang dibutuhkan, orang yang menarik perhatian. Hasilnya ia merasa di atas yang lain, ia mengira menempati strata di atas orang lain, dan secara perlahan--maaf--ia terjebak ke dalam sejenis gangguan jiwa. Jika kesimpulan saya yang menyentuh ranah ahli jiwa ini keliru, saya persilakan merujuk ke teori-teori gangguan jiwa dan gejala-gejala psikis seseorang.

Akhirnya, apa yang menjadi harapan saya menuliskan perihal sosok ini tak lain, mudah-mudahan tidak ada yang menciptakan gambaran seorang intelektual itu seperti Farhat Abas. Semoga (FOLLOW: @ZOELFICK)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun