Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merenungi Media dan Popularitas

14 April 2011   16:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyimak fenomena popularitas yang akhir-akhir bisa seketika didapat oleh beberapa nama. Sebut saja Norman Kamaru, atau sebelumnya Sinta dan Jojo. Tidak tertarik untuk mencari-cari alasan pandangan saya. Namun saya berkeyakinan bahwa popularitas tidak menjadi tujuan dari figur-figur dimaksud.

Banyak yang mencoba memberikan analisa kepada mereka. Tidak sedikit yang melihat dengan sinis. Seperti juga tidak kurang yang menemukan inspirasi dari sosok-sosok itu. Bahwa, popularitas yang bagi sebagian orang menjadi satu hal yang bahkan kerap diimpikan. Diusahakan bahkan tak jarang menggadaikan sampai pada kehormatan yang harusnya dijaga. Tetapi beberapa nama yang baru kita sebut di atas nyaris tidak bertaruh dengan sesuatu yang terlalu mahal.

Yang mereka lakukan lebih terlihat sebagai bentuk keisengan semata. Seperti juga mereka akui sendiri. Tidak mereka bayangkan untuk bisa tiba-tiba populer, tenar bahkan sampai ke berbagai penjuru dunia. Ini murni sebagai sesuatu yang tidak mereka sengaja. Apalagi, kalau andai misal mereka membayangkan juga, saya kira sulit untuk memelihara bayangan itu. Apalagi, You Tube sebagai media yang sudah demikian banyak mempopulerkan orang-orang berbakat yang selama ini tersembunyi. Kita lihat--You Tube-- memiliki berjuta tema dan tayangan di lempar ke sana oleh user-nya. Sulit mempercayai, di tengah jutaan video yang diunggah ke sana, namun kemudian, video seperti Norman, Sinta dan Jojo atau bahkan Justin Bieber bisa muncul ke permukaan menyisihkan sekian banyak video-video lainnya.

Kalau Justin Bieber, kendati ia tidak mengakuinya. Namun ia memang terlihat menujukan video-videonya untuk menarik peminat. Atau setidaknya, ada harapan yang ia simpan untuk kemudian hari bisa muncul. Berbeda halnya dengan Norman dan beberapa figur selanjutnya itu. Keisengan mereka berbuah manis.

Popularitas tidak menjadi alasan mereka selain hanya menunjukkan yang mereka bisa dengan cara yang bahkan sederhana. Justru kesederhanaan itu yang kemudian membawa mereka mencuat ke permukaan. Diobrolkan berbagai media. Dan yang paling utama, mereka dengan karya sederhananya itu memberi nilai pelajaran hidup yang tidak sederhana: bahwa terdapat kekuatan dalam kesederhanaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun