Saya yang memang belum beristri hanya bisa nyeletuk melihat diskusi rekan-rekan ini,"...konfrontasi istri." Yang disambut tawa renyah bapak-bapak tersebut.
***
Mobil yang kami kendarai sudah berada di Tol Cikampek. Saya perhatikan speedometer bermain pada angka 160 sampai terkadang mendekati 180. Sekitar satu jam saja, saya sudah berada di Bandung lagi bersama Abang Geutanyoe dan rumah beliau di kawasan Buah Batu menjadi tujuan.
Saya juga tidak tega untuk memintanya mengantar saya sampai ke Geger Kalong, maka kemudian mengiyakan saja untuk juga ke rumah beliau, rumah yang lumayan besar untuk keluarga dengan 3 anak dan 1 pembantu.
[caption id="attachment_197691" align="alignleft" width="300" caption="Photo yang diambil saat mobil kami kendarai meninggalkan rumah Hazmi. Dipotret tanpa sepengetahuan kami. Sangat menegaskan betapa figur yang kami kunjungi begitu gembira walaupun tamunya datang tengah malam dan pulang saat pagi (Gbr: hazmi)"][/caption]
Sesampai di sana, melanjutkan obrolan beberapa saat dengan Abang Geutanyoe.
Dan selanjutnya, saya sela dengan shalat subuh. Di sini juga saya melihat, istri dari lelaki berkumis ini sangat ramah. Beliau persiapkan kamar dengan sajadah yang sudah digelar untuk saya shalat.
Sambutan dari keluarga ini juga membuat saya berkesimpulan--setelah dikuatkan dengan pelajaran sikap dari istrinya--"Abang Geutanyoe dan Hazmi adalah bagian lelaki yang paling bahagia di dunia." Dengan tambahan kesimpulan, tidak ada syurga di dunia selain keluarga yang penuh cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H