Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada yang Lupa?

16 April 2010   00:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_119426" align="alignleft" width="300" caption="Tuhan, jangan keringkan cinta ini. Meski matahari nanti seterik apapun (Gbr: saranghosting.com)"][/caption] Ada yang lupa kita bicarakan dengan orang-orang yang kita cintai selama ini. Sepertinya iya. Memang ada yang luput untuk kita bicarakan dengan orang-orang yang selama ini kita cintai. Ah, terlihat serius sekali ya? Tetapi memang benar, kealpaan demikian adalah lumrah. Lumrah bukan karena memang hal itu lumrah. Justru itu lebih sering diakibatkan kita sendiri yang sudah melumrahkan hal tersebut, maka jadilah ia sebagai satu hal yang lumrah. Sebentar. Bicara yang saya maksud di sini bukan hanya sekedar luncuran kata-kata yang keluar dari mulut saja.Sebab, pandangan orang-orang dungu seperti saya ini, jika luncuran kata-kata demikian sudah disebut dengan bicara maka hal itu sama sekali tidak menarik. Apalagi, secara diri pribadi, saya juga tidak suka banyak bicara. Apalagi harus berhadapan dengan orang yang terlalu banyak bicara. Seperti halnya, orang yang banyak bicara mungkin pula enggan berhadapan dengan orang yang tidak penting seperti saya. Yap, bicara yang saya maksud adalah pada gerak yang tak hanya dari lobang mulut yang pada saat [caption id="attachment_119433" align="alignright" width="294" caption="saranghosting.net"][/caption] tertentu bisa saja mengeluarkan bau yang tidak mengenakkan. Tetapi, pada bibir seorang suami untuk mengecup kening istrinya saat hendak keluar rumah. Pada pejam mata istri saat menerima kecupan suami di keningnya. Dan pada belai hangat yang mengekspresikan cinta yang begitu putih pada anak-anak, pemilik binar mata yang begitu indah. Pada senyum tulus tanpa tendensi apapun selain kehangatan pada sahabat-sahabat yang ada di sekeliling. Sahabat yang ternyata dalam ketulusan mereka membuat diri kita tidak merasa tersiksa meski harus berjalan di atas bara neraka. Coba saja kita lihat kembali, mungkin benar ada yang lupa kita bicarakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun