[caption id="attachment_52966" align="aligncenter" width="300" caption="rasa yang tertulis usai senda senja (Gbr: CM)"][/caption] kuambil segenggam pasir dari pantai senja di suatu ketika menabur ke langit malam dan menjadi gemintang yang menindih pekat yang tetap membuta lalu terjatuh sebagai seuntai senyum mengelus dada yang belum mengenal makna rasa bangga menjadi deretan tanya yang terlihat serupa senda pada riak kecil embun yang menjadi peri-peri telanjang aku hanya berdiri menatap karena telah berubah wujud laiknya seekor musang tanpa puisi yang bisa kudeklamasikan dengan irama garang salah satu peri memintaku untuk bicara pelan saja tak perlu terlalu lantang ia telah terjatuh tepat di pelukanku tanpa seuntai jua ragu mengelus daguku yang lebih mirip bongkah-bongkah bebatuan kuyu dan mengusap setiap inci jiwa yang telah menjadi puisi-puisi rindu tanpa kamar untuk bercerita tentang ombak yang semakin menderu Aceh, 13012010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H