Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Money

Bank Syariah: Bunga Tidak Haram

13 Desember 2009   17:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

[caption id="attachment_37546" align="alignleft" width="300" caption="Bunga cinta untuk Bank Syariah (?)"][/caption] Bagaimana kalau Bank Syariah menjalankan kebijaksanaan untuk nasabahnya, dengan membuka diri untuk juga bersedia memberi bunga? Tetapi sebentar dulu, saya tidak ingin anda membaca tulisan saya ini dengan kening mengerut. Toh, seseorang yang cerdas tidak selamanya identik dengan kening yang mengerut bukan? Nah, saya mengajak anda dulu untuk membayangkan bunga dari perspektif lain. Bunga yang sebenarnya, bukan bunga seperti yang umumnya dikenal dalam dunia perbankan. Tetapi memang bunga yang enak dipandang, menyejukkan mata dan hati, plus menyenangkan. Baik dengan aromanya yang harum, hingga bentuknya yang memang indah. Kenapa saya mengajak seperti itu. Tidak lain, agar kita tidak lagi mengatakan bunga itu haram (nah lho?). Tetapi justru mencoba mengambil nilai filosofi dari bunga. Iya, dari bunga (bukan bunga bank). Kenapa saya menyebut demikian, apalagi iramanya memang terlihat sedikit menggurui. Sedangkan jamak diketahui, personel di Bank Syariah pastilah orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Memiliki kualifikasi yang memang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perbankan dalam skala besar. Dalam hal ini, saya tidak berniat untuk menyepelekan semua kapasitas yang dimiliki perbankan syariah sebagai kekuatannya. Namun lebih mencoba melihat dari perspektif, bahwa bank ini dijalankan oleh manusia dan untuk manusia. Utamanya pada sisi layanan---karena berbicara layanan (atau pelayanan?)---, menyimak dari berbagai tulisan yang pernah turun di iB Competition saja, begitu banyak yang mengeluarkan keluhan yang berhubungan dengan (pe)layanan dari Bank Syariah. Ini idealnya harus dilihat betul. Oke, lembaga ini tidak menjalankan kebiasaan mengambil atau memberikan 'bunga' kepada nasabah. Namun, dalam hal layanan kalau bisa, mbok ya (spesifik dalam hal pelayanan) diusahakan yang betul-betul mencerminkan filosofi bunga. Menyenangkan, enak untuk dilihat nasabah, menyejukkan nasabah dan betul-betul bisa menebar harum sekuntum bunga ---harumnya Bank Syariah---. Bagaimana kondisi pelayanannya, sekali lagi harus betul-betul dilihat ulang dengan jujur. Karena ini juga berkait juga dengan persoalan sustainabilitas relasi baik antara Bank Syariah dengan nasabah. Saya sengaja tidak menjurus langsung untuk menohok. Namun, saya kira pihak pengelola Bank Syariah cukup kapabel untuk memahami arah ‘obrolan’ saya---yang juga nasabah Bank Syariah---. Kuntum khaira ummati ukhrijat lin-naas, ta’muruuna bil ma’ruuf wa tanhauna anil munkar Publish also in: http://www.facebook.com/group.php?gid=7689346094&ref=mf http://www.facebook.com/pages/RepublikaOnline/225952730433?ref=mf http://refleksikita.wordpress.com/2009/12/14/bank-syariah-bunga-tidak-haram/ http://fickartjeh.blogdetik.com/2009/12/14/bank-syariah-bunga-tidak-haram/ http://zoelf-achbar.blogspot.com/2009/12/bank-syariah-bunga-tidak-haram.html?zx=7678eef7f458fe38

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun