Nah, blogging saya pandang sebagai sebuah mazhab baru dalam dunia kepenulisan. Mereka yang menjadi blogger, saya yakini jauh lebih tulus menulis. Karena umumnya menulis sebagai hobby dan merasa bahagia bisa berbagi, tanpa berharap upah dari manapun. Bahkan kerap merogoh kocek sendiri sekedar untuk bisa menulis di bloh (seperti yang kerap saya lakukan sendiri). Apalagi, ada ahli hikmah yang menyebutkan,: sesuatu yang keluar dari hati (tanda berharap imbalan apapun), biasanya akan jahu lebih mampu menembus hati. Maka dari ini, untuk kita yang mungkin selama ini hanya menulis di blog, mari untuk tetap semangat. Mari untuk tetap optimis bahwa soal harga penulis blog dan penulis lainnya tidak ditentukan oleh gengsi, oleh reputasi, tapi oleh seberapa tulus kita memberi. Semoga menginspirasi.
Saleuem
Gegerkalong, 18 Maret 2010
*Karena meskipun tidak terikat kontrak kerja dengan institusi manapun, sebenarnya kita bisa tetap bekerja dengan terus melakukan pekerjaan apapun yang kita bisa. Saya sendiri sejak kecil malah pernah menjadi penjual ikan, sampai menjadi kuli bangunan dan bahkan tukang batu yang mengangkat batu-batu hampir sebesar badan saya sendiri di sungai di kampung. So, stop pengangguran.
**sejak usia 8 tahun suka membaca buku-buku sufistik dan filsafat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H