Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buku Wisnu, Hilang Misterius

9 Agustus 2010   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:12 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_220411" align="alignleft" width="300" caption="Sampai ratusan tahun ke depan, buku ini pasti tetap akan dicari karena terdapat muatan sejarah yang tidak sederhana di sini kendati penulisnya berangkat menulis ini dari falsafah mencatat yang tidak penting agar yang penting tetap penting (Gbr: forum.kompas.com)"][/caption] "Seharusnya, buku ini jauh lebih meledak daripada buku Gurita Cikeas." Ujar Effendi Ghazali dalam acara peluncuran buku Pak Beye dan Istananya di Gramedia-Grand Indonesia beberapa hari lalu. Dan kemarin sore saya sedang menjejak langkah dengan berkeliling salah satu Gramedia di Bandung, tepatnya di Gramedia yang berada berhadapan dengan Bandung Electronic Center (BEC). Keliling-keliling, beberapa sasaran yang saya datangi adalah bagian-bagian rak buku yang bertulis "Buku Laris" dan "Buku-buku Terbaru." Lumayan membuat kening saya mengernyit, karena di sana tidak terketemukan buku Wisnu Nugraha tersebut. Sampai, pagi ini saya membaca status di Facebook Pepih Nugraha yang kira-kira berisi,"Buku Pak Beye & Istananya tidak ada di Gramedia, adakah yang memborong?" Status yang berbentuk pertanyaan dan sekaligus semakin memicu kecurigaan saya. Apakah buku Wisnu bakal alami kondisi seperti yang pernah dialami Tempo yang bersampul Polisi dengan celengan babi? Ataukah ini buah dari 'ramalan' salah satu punggawa Republik Mimpi seperti yang juga saya nukil di atas? Sulit saya tebak. Meski kecurigaan saya lebih pada kemungkinan ada yang tidak berkenan dengan buku Wisnu sampai kemudian memborongnya dan kemudian ditempatkan di negeri Antah Berantah, tidak ada di peta dan memang mustahil untuk dilacak. Kecurigaan ini juga kian bertambah saat saya menyimak baik di media mainstream dan media online atas sikap Pak Beye yang akhir-akhir ini lebih mencerminkan sikap mengeluh. Bisa jadi, dikhawatirkan, keberadaan buku Wisnu tersebut bisa membuat semakin banyak orang yang menghujat SBY. Dari sana tentu Beye akan kian merasa lelah. Sampai kemudian ada pihak yang sangat menikmati aroma celana bagian belakang bawah pinggang Pak Beye mengambil inisiatif untuk menyenangkan sang atasan, mengirim anak buah ke berbagai toko buku--dalam hal ini, Gramedia--dan memborong buku tersebut. Semoga ini hanya kecurigaan saya saja. Meski kemungkinan demikian bisa saja terjadi, wallaahu a'lam. Sebab, kalau bicara bahwa semua buku tersebut habis di rak Gramedia disebabkan karena memang laris manis, apalagi Wisnu juga akhir-akhir ini kian kerap hadir di televisi hingga menumbuhkan animo kuat masyarakat untuk membeli buku itu? Sulit dipastikan, meski juga mungkin (ZA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun