Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mereka Bicara Borok DIKTI

9 September 2014   09:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:14 7198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14102052981022297624

1. Perihal Terlambatnya Beasiswa/Pengalaman Mahasiswa dan Keluarga


  • Saya g merekomendasikan lagi beasiswa dikti untuk teman2 saya yang akan kul di LN.......daripada menjadi pikiran, padahal beban untuk lulus saja sudah berat, kenapa si pengelola g paham hal seperti ini?apa mreka g pernah juga kul di LN, g ada empatinya sama sekali, (@shevahiroabout)

  • Ini benar sekali, teman saya yg lagi S3 di prancis mengeluh beasiswa dr dikti tdk turun2 brapa bulan.kasian kesulitan uang.dikti cuman mberi janji2 palsu (@djay_kdiabout)

  • Beasiswa selalu telat...sampe stress mikirin kebutuhan sehari2 di negri orang. Bagi dosen yg mau daftar beasiswa LN Dikti ntar aja tunggu sampe ada perbaikan sistem...daripada terlantar di negri orang...Dikti oh Dikti bikin byk dosen yg lagi kul di LN menderita berkepanjangan, (@yumi26)

  • Sy se unit/flat dg penerima beasiswa Dikti dan satu nya Dari Lpdp.....yg Dari Dikti sdh 5 bulan menunggu Tanpa kepastian, mau utang ke siapa lg krn sdh hbs harta benda nya di tanah air Utk agunan, Utk makan sementara super irit dan Kita bareng2....yg penerima beasiswa Lpdp tenang2 sj.....Dikti Dikti sdh banyak bukti eeeee kok tega2nya bilang Mengada-Ada.. (Sigit Hartanto)

  • Adik saya tahun lalu mendapat beasiswa DIKTI untuk studi ke luar neger. Pada hari keberangkatan sangat menyedihkan. pesawat berangkat sekitar jam 18 lewat, pencairan establishment coost ditunda-tunda dengan alas an menunggu pejabat yang nangani. akhirnya jam 16 sore baru diberikan, itupun dalam bentuk rupiah....bayangkan dari senayan...harus lari-lari mencari money changer...menuju airport....dari peristiwa ini patut diduga oknum ini tidak ikhlas bekerja melayani hak mahasiswa atau dia.. (@donquizot)

  • Sudah di rantau orang dan mahasiswa harus studi keras, eeeee malah beasiswanya tersendat sendat pula. Alangkah malangnya nasib mahasiswa penerima beasiswa ini ya. Kiranya KPK harus menelusuri semua kejadian ini. Janji ditepati ikhrar dimuliakan itulah yang diharapkan. (@aloysius0303)


2. Kecurigaan, Kemarahan atas Praktik Buruk DIKTI


  • Makanya terlambat, karena uang yang akan dikirim di deposito dulu,  (@sutrianauti)
  • Untuk KPK Tolong di Usut; Jangankan untuk beasiswa LN beasiswa dalam negeri aja masih kacau peneyelenggaraannya, sering terlambat, ditahan-tahan hinga berbulan bulan, contoh untuk beasiswa bidik misi beberapa tahun lalu ada 2 bulan tidak yang tidak di cairkan hingga saat ini tidak jelas alasannya. (@bukanjasmev)


  • Memeng Perlunya ada penyelidikan yg serius oleh BPK,kepolisian, KPK tentang pengelolaan penyaluran dana beasiswa DIKTI ini , semoga di era pemerintahan Bapak Jokowi dan JK nanti bisa di Usut kasus ini, memperbaiki sistemnya, merovolusi Mental Oknum DIKTI (@hugo89)


  • Kpk harus mengusut pengelolaan dana beasiswa Dikti SEGERA!!!!!! (@ide2014)


  • BPK agar segera bikin audit khusus beasiswa DIKTI dan hasilnya laporkan ke KPK apabila ada indikasi korupsi. (@wimutie01)

  • Ganti paradigmanya. Seharusnya beasiswa pemerintah adalah kebutuhan negara untuk mempertahankan SDM terbaik tidak bekerja di luar, bukan seperti selama ini mengurus bea siswa seperti pengemis minta sedekah. Sehingga pemerintah seakan tak menghargai. Alhamdulillah pemerintahnya sudah berganti dengan pemimpin yg peduli, semoga seluruh aparat dibawahnya juga jadi peduli dan bertanggungjawab atas jabatannya. Amin.
    (@utamaiod)


  • Beda banget dgn perlakuan pemerintah Malaysia kpd mahasiswanya yg dpt beasiswa..... Pantesan mereka lebih maju...!!! (@Endlessgain)

  • Itulah akibat dari kebanyakan pencitraan dari menterinya...kalau ini real pencitraan, (@informatif)

  • Dana ditahan 1 sd 2 bln saja x sekian miliar kan jelas tuh. Hanya mahasiswa RI dg beasiswa Dikti yg ngalami ini, efek dominonya ya pembayaran tagihan2 jadi telat. Singkat kata ya emang sangat memalukan negara. (@toblerone)

  • Sejak kapan institusi milik NKRI responsive sama email? Atau pertanyaan lain? Tidak usah jauh jauh KBRI yang di Jerman? Ada Facebook page, email di web begitu di hubungi respond nggak pernah ada. Padahal pertanyaan yang dikirim sangatlah krusial mengenai petpanjangan passport dll, (Balitraveler)

  • lumayan bunga depositonya... puluhan M ditelatin 3 bulan kali sekian persen (@buanaandi)

  • ditahan2..terus nanti info..kalau mau turun Ada biaya adminidtrasi dipercepat..udah gitu pas diterima..kena potongan lagi..udah KPK..sikat aja..99.99% semua penerima beasiswa ngalamin ini, (@gendjutsu39)

  • Duitnya di tahan2 dulu, supaya bertelur dulu. Ini sama saja dengan korupsi. Ayo KPK..., tugaskan Novel Baswedan untuk membongkar ini.... Sangat merugikan mahasiswa dan memalukan negara.....!!!! (@adirisko)

  • Dana BOS saja bisa menguap, apalagi yang ginian. (@mang_jepri)

  • Dana BOS saja bisa menguap, apalagi yang ginian. (@fannewz)

  • pejabatnya pecat aja kalo gak becus! masak harus nunggu Jokowi jadi presiden? (Skidrow)

Dari berbagai komentar itu, saya menyimpulkan, keran untuk para mahasiswa tersebut berbicara cenderung tertutup. Terdapat indikasi kuat ada upaya-upaya membuat para mahasiswa penerima beasiswa DIKTI. Syukurnya, upaya campaign tersebut sudah bak gayung bersambut.

Sedikitnya, respons dari PPI Dunia via akun Twitter saya, menunjukkan "good will" bahwa mereka tidak akan diamkan tindakan semena-mena dari pihak DIKTI. Paling tidak, begitulah yang sama simak dari apa yang dituliskan dalam cuit Koordinator PPI Dunia ke saya.

Bahwa, masalah tersebut akan dibahas dengan para ketua PPI se-Dunia. Sambil juga pihaknya akan mengumpulkan fakta-fakta yang berhubungan dengan kasus ini. Sejauh ini, Pan Mohamad mengakui, selama ini para "Diktiers"--penerima beasiswa DIKTI--tidak memiliki ruang leluasa untuk mengkritisi dan memprotes tindakan semena-mena dari pihak DIKTI. Seraya, ia menyampaikan harapannya agar pihak media pun berkenan untuk mem-blow up kasus ini.

Sementara dari sisi saya pribadi, tak ada motivasi apa-apa, kecuali hanya berharap kasus-kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Selain juga berharap agar mereka yang sedang belajar di luar negeri--juga di dalam negeri--tidak lagi dijadikan "victim" (istilah Burhanuddin Muhtadi, yang juga mencuit tanggapannya ke Twitter saya). Jika memang memungkinkan, DIKTI ke depan bisa lebih disterilkan dari oknum-oknum yang selama ini telah begitu nyaman bermain.

Peluang-peluang positif itu memungkinkan terjadi, jika para mahasiswa itu bersedia terus menyuarakan masalah mereka, dan bisa melakukan suatu upaya pressure, agar "pihak-pihak yang terlanjur nyaman bermain" bisa merasakan kegelisahan atas dosa yang sudah dilakukan. Sebab, jika mereka tak berhasil dibuat gelisah dengan melakukan praktik itu, maka menjadi indikasi jelas, mereka tak merasa berdosa atas kesalahan yang dilakukan terus-menerus. Semoga (Twitter: @ZOELFICK)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun