[caption id="attachment_366495" align="aligncenter" width="560" caption="GBR: Kaskus"][/caption]
Bagi para pengguna Twitter, terutama yang memiliki minat terhadap diskusi politik, tak asing lagi dengan keberadaan salah satu akun, @PartaiSocmed. Akun ini memiliki follower mencapai angka 71 ribu lebih, satu jumlah yang tidak kecil. Â Yusril Ihza Mahendra, Wimar Witoelar, Tamrin Tomagola, Saiful Mujani, adalah sebagian dari tokoh nasional yang juga menjadi follower akun tersebut. Siapa mereka? Apa saja yang mereka lakukan?
Ya, akun tersebut kerap menayangkan cuitan yang berisikan berbagai persoalan politik. Tak jarang, mereka juga terlibat ke dalam berbagai perdebatan panas, meski acap kali mereka juga tampil sangat bersahabat. Satu hal paling menonjol, akun tersebut sekalipun bisa dikategorikan anonim namun terlihat memiliki garis tersendiri.
Mereka terlihat terorganisasi, dan cenderung hati-hati dalam mengangkat berbagai isu politik. Baik yang berhubungan dengan pejabat tertentu, atau bahkan dengan beberapa tokoh di level daerah dan nasional. Hingga kemudian saya mendapati, via cuitan di akun ini, mereka berterus terang sebagai pendukung Joko Widodo sejak sosok ini belum menjadi presiden terpilih Indonesia.
Menariknya, ada satu prinsip yang juga mereka tegaskan, mengikuti pengakuan mereka sebagai pendukung Jokowi, bahwa memberi dukungan tak berarti menghilangkan sikap kritis dan itu menjadi "garis api" bagi mereka.
Hingga akhirnya saya mengontak akun itu via Direct Message yang terdapat di Twitter, setelah di antara 71 ribu follower lebih yang mereka miliki, saya menjadi salah satu yang di-follow mereka. Saya menanyakan beberapa hal tentang mereka, karena meski beberapa cuitan saya juga di-retweet oleh akun tersebut, secara personal saya tidak mengenal mereka.
Di antara pertanyaan saya, siapa saja figur yang berada di balik akun ini, bagaimana mekanisme "gerakan" mereka, dan beberapa lainnya. Mereka juga memberikan jawaban yang terbilang sangat cepat.
Senada dengan kesimpulan saya atas akun ini sepanjang menyimak cuitannya, mengusung platform sebagai "Partai Social Media", mereka mengklaim bergerak hanya untuk menjadi media pembelajaran politik. Â Selain juga mereka berterus terang--via cuitan--memberikan dukungan kepada salah satu calon presiden pada Pilpres 2014 ini, ditegaskan mereka adalah pilihan yang sejalan dengan misi mereka.
Seperti juga dituliskan di profil akun ini, mereka menyebut identitas sebagai, "Social Media Party," dan mengusung konsep, "Objectivity, Fairness, and Justice for All." Selain juga, berisi penegasan bahwa mereka adalah "Non populis party", sekaligus "Common sense party" dan "Empowering people".
Selama ini, sebelum diskusi via DM, saya pribadi memang menemukan bahwa akun tersebut cenderung membuka diskusi dengan para follower yang terlihat cenderung berisikan pencerahan kepada publik. Sejalan dengan prinsip "empowering people" di akun mereka, apa-apa yang diangkat memang terlihat terarah untuk penguatan publik.
Terlepas beberapa kali, dari yang saya simak, mereka mendapatkan serangan berupa cuitan-cuitan yang bernada menghina dan terkesan menjatuhkan, tapi mereka sejauh ini--saat tulisan ini diturunkan, mereka sudah memiliki cuitan mencapai 139 ribu cuitan--terlihat tidak terseret ke dalam pusaran diskusi yang menjurus perdebatan tidak sehat.