Srondol babak belur setelah ia dengan keliru selesaikan babak ngelantur. Susah payah ia [caption id="attachment_160686" align="alignleft" width="259" caption="Suasana alam saat Srondol berduka"][/caption] keluar dari lantai keramik yang hancur lebur. Sama sekali jauh dari nyaman kasur. Ia pingsan, tapi dirasakannya seolah tidur. Saat kesadarannya sudah mulai pulih, ia merasa perih. Hatinya terasa letih. Betapa tidak, Siumoy dengan Suheng begitu romantisnya makan bubur. Byar! Dhuarrrrr! Kilat menyambar-nyambar. Bumi berubah gelap. Hujan turun dengan derasnya. Alam seakan paham seperti apa luka hati Srondol melihat makhluk berjenis kelamin perempuan seperti yang pernah ia lihat di KTP-nya, sekarang malah kencan dengan Suheng. Lengkap dengan semangkuk bubur. Sebuah lagu dangdut dinyanyikan Srondol dengan penuh penghayatan; Kau pembohong dan kau pendusta Mengapa engkau menyakiti hatiku. ..... Dia lelaki, aku lelaki Dia punya cinta aku pun sama Tapi mengapa, kau berpaling muka.... Yap, lagu pedangdut Imam S. Arifin dengan mendayu-dayu dinyanyikan Srondol sambil pecahkan satu botol. Berharap bisa mendapat perhatian lagi dari Siumoy. Ia tidak permasalahkan lemparan TV dan komputer yang membuat tubuhnya babak belur dan ditambah dengan hujaman sofa dengan berat 120 Kilogram. Sampai ia melesak ke dalam lantai keramik rumah Siumoy. Semua itu tidak dirasakan sakit olehnya dibanding dengan melihat romantisme bersama semangkuk bubur antara Siumoy dan Suheng. Dangdut yang dinyanyikannya tidak ampuh. Padahal selama ini, semua lagu dangdut yang ia nyanyikan sering difungsikan sebagai mantera penakluk wanita, sayang sekali saat ini mantera itu tidak memberi dampak apa-apa. Malah. Dengan begitu manjanya Siumoy menyuapi bubur ke mulut Suheng yang terkekeh geli. Suheng geli karena ia merasa,"kayak pelem India, euy!" Petir masih menyambar-nyambar di langit. Meskipun masih siang, tetapi alam terasa gelap gulita, seperti ikut berduka dengan luka hati Srondol. Persis Sun Go Ku di pelem Dragon Ball, pelem keponakan Srondol bernama Thole yang juga suka ditontonnya. Tangan Srondol mengepal. Rambut cepaknya berubah panjang tetapi dengan bentuk mengarah ke atas semuanya. Asap keluar dari kedua telinga, hidung dan mulutnya. Mata merah menyala-nyala. Tiba-tiba, kaki kanannya mengais-ngais lantai. Kedua tangan memegang kepala. Wusssssssss Srondol berlari cepat ke arah Suheng yang sedang mengelap wajah Siumoy dengan.......sapu tangan berwarna merah! ----------------------- Bagaimana kelanjutan perjalanan cinta Srondol? Akan dilanjutkan hanya dengan request :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H