Oleh: Amir Sudrajat
"Budaya adalah pelebaran pikiran dan jiwa".
-- Jawaharlal Nehru, Negarawan, Tokoh Kemerdekaan & Perdana Menteri Pertama India --
Jika ingin melemahkan suatu bangsa, rusaklah budayanya. Itu adagium klasik yang sudah menjadi pemahaman publik bahwa identitas budaya merupakan fondasi penting bagi suatu bangsa dalam perjalanan sejarahnya. Meski demikian, pemahaman atas adagium itu mengapa masih banyak pihak yang mengabaikannya?
Itulah yang mungkin menjadi keresahan dahsyat dari sosok Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi dalam berbagai kesempatan saat menyampaikan nasib bangsanya, nasib rakyatnya.
Kang Dedi, demikian dia biasa dipanggil, konsisten selalu menyurakan bahwa pembangunan peraadaban suatu bangsa  haruslah berbasis kebudayaan yang melatarinya.
Berbagai sistem nilai yang dihasilkan dari proses panjang budaya suatu bangsa merupakan fondasi sekaligus sumber daya utama suatu bangsa untuk menyambut masa depannya dengan lebih bermartabat, lebih beradab.
Langkah itu pula yang nampaknya akan dilakukan oleh Kang Dedi untuk dijadikan landasan kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2025 - 2030 mendatang, yakni membangun Jawa Barat berbasis nilai-nilai kebudayaan akan menjadi spirit nyata dalam menjadikan Jawa Barat Istimewa.
Berbasis Budaya dan Lingkungan
Berangkat dari pengalamannya yang sukses dalam memimipin Kabupaten Purwakarta dua periode, Kang Dedi menjadikan kebudayaan, selain isu konservasi lingkungan hidup sebagai basis utama dalam menyusun berbagai kebijakan pembangunannya.
Salah satu yang sangat monumental adalah sukses mengantarkan Purwakarta sebagai salah satu tujuan utama wisata nasional di Jawa Barat, yang mampu menarik jutaan wisatawan sehingga mampu menggerakan berbagai perekonomian daerah dan masyarakat.