Jika kita ingin melihat peradaban suatu bangsa, maka lihatlah desanya. Apabila desanya kuat, maka bangsa tersebut pasti kuat. Apabila desanya lemah, maka lemah lah bangsa tersebut.
Hal tersebut seperti hukum alam yang tidak bisa ditolak. Semuanya berdialektika dan bersinergi antara yang satu dengan yang lain.
Dalam salah satu wasiatnya. Kanjeng Sunan Kalijaga menyampaikan sebuah hikmah, 'Apabila Sungai sudah kering, pasar hilang gaunnya, wanita hilang rasa malunya, maka cepatlah berkelanan dari desa ke desa untuk mendapatkan ilmu Hikmah'.
Begitu pentingnya Desa bagi sebuah bangsa, hingga ratusan tahun sebelum kita lahir, Kanjeng Sunan sudah mengamanatkan agar kita senantiasa untuk terus menjaga desa.
Dari kalimat terahir kanjeng sunan menyebutkan 'cepatlah berkelana dari desa ke desa untuk mendapatkan ilmu Hikmah'
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berkelana artinya mengembara. Pergi dari satu tempat (desa) ketempat lain.
Sedangkan Hikmah berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata Al-hikmah yang berarti 'kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), serta Al-Quranul Karim'
Apa yang akan kita banggakan ketika sungai mengering atau sungai yang telah terceramar?
Padahal, peradaban bangsa nusantara adalah peradaban yang salah satunya mempergunakan sungai sebagai kekuatan utama perekonomian maupun transportasi.
Merusak sungai, sama saja dengan merusak peradaban bangsa maupun peradaban desa.
'Nawacita'