Mohon tunggu...
George Soedarsono Esthu
George Soedarsono Esthu Mohon Tunggu... profesional -

Menembus Batas Keunggulan Pioneer, Problem Solver, Inspirator To Live, To Love, To Serve Mengolah Kata-Mengasah Nurani-Mencerdaskan Hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Estetika dari Timur

13 April 2016   12:24 Diperbarui: 13 April 2016   12:49 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kain Batik Motif Poleng padupadan dengan Kebaya Jogja Enggal Pas Lancip, bahan sutera, warna mutiara. {foto koleksi pribadi Nunuk Setiawati Susanto}"][/caption]BATIK MOTIF POLENG

Batik dengan motif poleng berasal dari “agemannya”, atau busananya Sang Werkudara, tokoh pewayangan ”Panenggaking Pandhawa ” atau pelindung dari keempat saudaranya yang dikenal dengan Pandawa Lima. Puntadewa, Werkudara, Harjuna, Nakula, dan Sadewa.

Motif Poleng pada dasarnya terdiri atas 2 (dua) warna, yakni hitam dan putih. Ini dipakai oleh Werkudara muda yang acap disebut Bimasena. Hitam dan putih melambangkan bahwa Sang Bimasena memiliki karakter yang kokoh. Yang buruk akan dikatakan buruk, yang baik dikatakan baik.

Sifat dan watak seperti itu menjadi landasannya untuk menjalankan dharma, atau kuwajiban hidup berupa menegakkan kebenaran, memberantas angkara murka, melindungi rakyatnya. Keteguhan seperti itulah yang kemudian mendorong Sang Bimasena berproses bertemu dengan Sanghyang Nawaruci atau Sang Marbudyèngrat, yang di dalam pertemuannya di tengah samudera luas, menjelaskan apa yang tengah dicari Sang Bimasena yaitu Banyu Suci Perwitasari atau Tirta Mahapawitra.

Setelah Sang Bimasena memahami maknawiyah Tirta Mahapawitra, maka kain dodot poleng yang tadinya hanya 2 warna, yakni: hitam dan putih, lalu ia boleh mengenakan dodot polengnya yang terdiri dari 5 (lima) warna, yang acap disebut kain Bang Bintulu Aji, yang, terdiri atas warna: merah, hitam, kuning, dan putih.

Akan tetapi, makna poleng sebagai busananya Sang Werkudara tidak bisa dipisahkan dengan busana lainnya. Ia merupakan kesatuan yang menjadi cermin utuh bagi Sang Werkudara.

TENTANG MAKNA POLENG

Empat warna poleng merupakan simbol dari sedulur papat. Bahwa ketika manusia dilahirkan kedunia, Tuhan sudah menyertainya, bahkan menyiapkan 4 saudara yang bisa kita mintai tolong tanpa kita harus membayar. Yaitu: bumi, api, angin, dan air.

Bumi sebagai lambang kekuatan dan sekaligus sifat dermawan. Ia siap memberikan apa saja yang dikandungnya atau yang tumbuh di atasnya untuk keperluan seluruh makhluk hidup, tanpa kecuali.

Api adalah lambang enerji, yang sifatnya menyempurnakan segala sesuatu yang belum sempurna, agar memiliki daya yang lebih luhur. Dalam kehidupan sehari-hari, api berdaya guna melahirkan enerji untuk keperluan apa saja. Misalnya menjalankan mesin, memasak, dan juga membakar benda-benda yang bersifat buruk agar menjadi bersih.

Angin adalah simbol kecepatan. Kecepatan dan ketepatan bertindak perlu dimiliki setiap insan, karena disana ada hukum alam yang apabila dilanggar akan menjadi bencana bagi manusia. Angin, juga menjadi ruh kehidupan. Ia akan mengisi ruang-ruang kosong dengan daya hidup yang dimilikinya. Sebab, tanpa angin, segala sesuatu akan berhenti bernafas alias mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun