Mohon tunggu...
George Soedarsono Esthu
George Soedarsono Esthu Mohon Tunggu... profesional -

Menembus Batas Keunggulan Pioneer, Problem Solver, Inspirator To Live, To Love, To Serve Mengolah Kata-Mengasah Nurani-Mencerdaskan Hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Estetika dari Timur

13 April 2016   12:24 Diperbarui: 13 April 2016   12:49 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.      Aku ini milik Tuhan, hanya selalu mengabdi kepada Kehendak Tuhan.

2.      Aku tidak akan memiliki yang berlebih, segala yang berlebih akan aku kembalikan kepada Tuhan melewati alam dan kebudayaan, dengan kesadaran: bahwa aku harus dermawan di dalam pikiran, dalam perasaan, dalam jiwa, dalam perkataan, dan  dalam perbuatan.

3.      Aku setia pada hati nuraniku.

4.      Aku setia pada jalannya alam.

5.      Aku hidup dengan menjunjung tinggi dan selalu terlibat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan.

 

Jika kita membaca paragraf pertama, kita tentu harus mengajukan sebuah pertanyaan: “Bagaimana kita tahu bahwa segala apa yang kita lakukan sudah cocok dengan kehendak Tuhan”?  Jawabnya ada di paragraf 2 – yaitu kalau: “Kita tidak akan memiliki yang berlebih, segala yang berlebih akan kita kembalikan kepada Tuhan melewati alam dan kebudayaan, dengan kesadaran: bahwa kita harus dermawan di dalam pikiran, dalam perasaan, dalam jiwa, dalam perkataan, dan  dalam perbuatan.

Pertanyaan berikutnya, bagaimana kita bisa menjalankan paragraf yang ke-2? Jika kita setia pada hati nurani.

Bagaimana caranya kita setia pada hati nurani? Kalau kita setia pada jalannya alam.

Apa kongkritnya kita setia pada jalannya alam? Kalau kita hidup dengan menjunjung tinggi dan selalu terlibat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan.

MENGUTUHKAN DIRI DI SAAT KRITIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun