Mohon tunggu...
Soedarso Saja
Soedarso Saja Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, freelancer ...

@Soedarso Saja, Penulis opini, Penulis free lance, Wirausaha . Inisiator Grup Facebook "Belajar Menulis Artikel". ..Grup ini adalah forum/media untuk sharing belajar menulis , untuk komunikasi , rekreasi, pengembangan interest & potensi menulis artikel (opini, resensi ,feature dll untuk diterbitkan di koran/ surat kabar, tabloid, majalah & jurnal dan i media On Line. Menulis artikel itu menyenangkan. bisa u aktualisasi intektual, n profesi sambilan . Dibutuhkan 100-120 artikel/hari atau 3.000-3600 artikel/bulan. Menarik & menyenangkan ...Ayo Menulis artikel dengan hati & rasa bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Aku Eksis Karena Aku Menulis

27 Januari 2014   12:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebenarnya judul di atas meskipun pas , tapiterlalu lebay kata anak-anak sekarang. Judul yang pas dan tepat mudah-mudahan bisa dikasih teman-teman kompasianer setelah membacatulisan ini . “AKU eksis karena Aku bisa menulis”, bukan apa-apa, kalau aku mengatakannya demikian, karena aku bisa menulis bukan sembarang menulis. Tapi menulis jenis tulisan tertentu yang bagi banyak orang relative sulit. Aku menulis jenis tulisan serius , yaitu “opini”.

Jenis tulisan ini biasanya diterbitkan dalam rubrik opini yang disediakan surat kabar untuk diisi orang luar /non redaksimenyatakan pendapatnya atas suatu persoalan /tema yang sedang hangat (up to date) dalam bentuk artikel. Biasanya para penulis rubrik ini adalah para pakar yang sangat berkompeten di bidangnya. Boleh dikatakan rubrik ini adalah rubrik yang bergensi karena tidak semua orang bisa menulis di rubrik ini.Kalau di Kompas cetak biasanya di halaman 4, nama rubriknya “opini”.

Sengaja aku memberikan sedikit gambaran tentang jenis tulisan yang aku tulis, rubrik tempat tulisan diterbitkan dan penulis yang artikelnya diterbitkan dalam jenis ini. Ini semata-mata karena latar belakang pendidikan aku ketika pertama kali aku menulisartikel opini dan diterbitkan surat kabar (Pikiran Rakyat-Bandung). Waktu itu tahun 1986, Aku mahasiswa baru semester dua Jurusan sejarah-Fakultas Ilmu Budaya (dulu Fakultas Sastra) Universitas Padjadjaran. Tema artikel pertama aku adalah tentang hubungan Indonesia-Australia, judulnya”Harmonisasi hubungan Indonesia-Australia”.

Setelah artikel opini pertama aku terbit di Pikiran Rakyat Bandung, artikel opini kedua, ketiga hingga ratusan artikel opini aku lainnya diterbitkan surat kabar, bukan hanya di Pikiran Rakyat saja, melainkan hampir di semua surat kabar nasional di Jakarta seperti Republika, Suara Karya, Suara Pembaruan, Kompas, Terbit, Pelita, Berita Buana, Bisnis Indonesia,Harian Neraca, Harian Prioritas, Sindo. Artikel opini aku juga diterbitkan di Suara Merdeka (Semarang), Jawa Pos (Surabaya), Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta), dan surat kabar daerah lainnya yang kredibel. Artikelku juga di terbitkan di Jurnal-Jurnal ilmiah.

Tema artikel opini aku sebagian besar tentang masalah-masalah internasional, politik internasional, hubungan internasional, ekonomi internasional dan regionalitas . Sebagianlainnya tema tentang politik domestic, social budaya, ekonomi dan sebagian kecil tema tentang kompetensi studi S-1 aku, yaitu tema-tema tentang sejarah dan ilmu sejarah.

Sengaja aku menekankan keberagaman tema artikel-artikel opini yang aku tulis dan terbit di surat-kabar-surat kabar, karena aku ingin menunjukkan bahwa untuk bisa menulis artikel opini yang berkualitas dan layak terbit , tidak hanya dituntut kompetensi atas suatu tema artikel yang ditulis saja. Melainkanjuga ketrampilan lainnya untuk mewujudkan satu tema menjadi sebuah artikel opini yang layak terbit. Bagi penulis artikel opini yang produktif dan sukses, setidaknya dibutuhkan ketrampilan-ketrampilan sebagai berikut;

Pertama, terampil mencari dan memetakan masalah serta memberikan solusi atas masalah yang akan ditulisnya. Terampil mencari dan memetakan masalahatau mengidentifikasi masalahini sangat penting, karena dengan kita mengidentifikasi masalah yang ada, maka kita bukan saja akan mampu menguraikan dan membahas apa dan bagaimana masalah itu sendiri, tapi juga kita akan mampu memberikan solusi dan jalan keluaratas masalah yang telah diidentifikasi secara tepat. Kemampuan ini akan menghindarkan kita dalam menulis sehingga tidak berputar-putartanpa ujung /akhir.Kemampuan ini juga akan membantu kita menulis secara runtut dan terstruktur dan mengalir sampai kata terakhir yang kita kehendaki.

Kedua, terampil dan cekatan “membaca” waktu (aktualitas). Keterampilan membaca waktu atau aktualitas suatu tema adalahsyarat penting lainnya bagi sebuah artikel opini yang layak terbit di surat kabar harian. Kemampuan ini akan menuntun kita dalam menentukan suatu tema actual atau tidak actual. Banyak artikel opini berkualitas secara konten dan substansi, ditulis oleh pakar dan sngat berkompeten, tapi ditolak dan dikembalikan oleh redaksi karena tidak actual ( lagi).

Ketiga, terampil dan mampu “membaca” fashion (hal-hal baru) dan tidak basi . Keterampilan membaca fashion atau hal baru juga sangat penting dalam menulis artikel opini. Sebagus apapun, sekompeten apapun/siapapun sebuah artikel opini, kalau tidak ada hal baru pasti ditolak redaksi dan dikembalikan kepada penulisnya. Oleh karena itu, penting bagi penulis artikel opini bisa membaca fashion atau hal baru dari tema yang ditulisnya.

Ketrampilan-ketrampilan di atas dengan dilengkapi kompetensi atas tema yang ditulis untuk sebuah artikelitulah yang akan melahirkan sebuah artikel opini yang layak terbit. Bahkan kadang-kadang akumengatakan,”Kalau surat kabar tidak menerbitkan artikel opini yang aku kirim ini mereka akan rugi sendiri”. Rugi karena semua syarat sebuah artikel yang berkualitas dan layak terbit sudah terpenuhi, mulai dari tema , judul , pembahasan dan konklusi, aktualitas hingga kecepatan dan kebaruan dan kompetensi. Biasanya dalam waktu paling lama tiga hari aku sudah melihat artikel opini terbit. Pernah hanya dalam sehari, artikel opini yang aku kirim sore paginya terbit , yaitu tentang irak dan minyak, judulnya, “Minyak, Pemantik invasi Irak ke Kuwait” di Pikiran Rakyat Bandung dan tentang rekonsiliasi Kamboja, judulnya, “Jalan Panjang Rekonsiliasi Perdamaian Kamboja” di Berita Buana-Jakarta.

Bekal yang bermanfaat dan berharga

Sebagian besar artikel opini itu aku tulis pada saat aku masih kuliah S1. Hanya sebagian kecil saja artikel aku yang diterbitkan surat kabar ditulis setelah aku bekerja dan lulus Pasca Sarjana Administrasi Kebijakan Publik UI (tahun 2003 ). Ini bukan apa-apa, untuk diketahui bahwa musuh terbesar bagi penulis artikel opini free lanceadalah kejenuhan. Aku bisa menulis artikel opini 4-5 artikel dalam sebulan atau bahkan lebih, tapi kejenuhan tidak bisa dilawan. Mau tidak mauaku harus mencari suasana baru, atmosfer baruapakah dengan bekerja atau melanjutkan sekolah lagi.Dan bekerja serta sekolah lagi adalah pilihan aku waktu itu.

Praktis, hampir sudah 20 tahunan terakhir aku jarang menulis artikel opini. Dalam kurun waktu sekian lama, aku bekerja di beberapa lembaga dan mengerjakan beragam pekerjaan, baik yang berkaitan dengan tulis menulis maupun yang tidak berkaitan sama sekali dengan tulis menulis artikel. Tapi satu hal yang sangat aku syukuri hingga detik ini adalah aku diberi Allah SWT kemampuan menulis artikel opini ini , telah memberikan aku bekal dalam memasuki belantara pekerjaan yang aku impikan maupun yang sama sekali tidak pernah terpikirkan.

Karena pada dasarnya, apapun jenis pekerjaan, apapun entitas bisnis yang ada di sekitar kita sekarang ini ternyata semua nya dijalani dengan ketrampilan-keterampilan dalam menulis artikel opini, yaitu keterampilan membaca waktu /Aktualitas-kecepatan, keterampilan membaca fashion/hal-hal baru dan keterampilan memetakan masalah dan memberi solusi.

Begitu bermanfaatnya kemampuan menulis artikel yang layak terbit dan sebagai ungkapan rasa bersyukur, , aku akan  coba menuliskannya dan menerbitkannya di Kompasiana tentang step by step menulis artikel opini yang layak terbitdalam bentuk tutorialmulai dari (1). Menentukan tema(2) Membuat judul artikel yang layak terbit (3) memulai menulis kalimat pertama, alinea pertama sampai konklusi (3) Membuat profile sebagai penulis (4) Mengetahui nasib tulisan artikel kita di redaksi (5) menggunakan refensi untuk artikel kita , dll. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk semua orang yang berminat, baik menjadi penulis artikel maupun untuk kepentingan yang lainnya.

Semua materi tutorial step bye step menulis artikel yang layak terbit yang akan aku terbitkan di Kompasianatersebut semua sudah aku share kepada teman-teman di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Makasar, Tegal dan Semarang.

So, jadi judul yang pas dan tepat apa ya…? Ada yang ingin memberi judul, silahkan ditunggu dan terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun