Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau LPSK, mau dilihat dari sudut pandang manapun lembaga itu berfungsi melindungi saksi dan korban gak tahu juga kalau L"PSK" itu bisa berartiLembaga " Pekerja Sek Komersia"l tapi saya tidak akan membahasa L "PSK" saya akan coba sedikit mengutip diskusi mantan pengacara mindo rosalina dengan LPSK yang tayang di TV politik.
sepertinya saya menangkap ada kekuatan elit politik yang mencoba membungkam kronologis yang sebenarnya dari beberapa kasus korpsi yang melibatkan rosa dan 2 orang menteri,semakin kita mengamati perkembangan kasus yang melibatkan LPSK kita jadi semakin tahu posisi LPSK yang sebenarnya. dalam kasus Antasari yang di kalim oleh jimly Asiqi sebagai pengadilan sesat,dalam hal itu LPSK sangat sukses mencetak seorang cady golf menjadi kunci konspirasi politik elit yang terusik dengan sepak terjang Antasari ketika menjadi ketua KPK, memang saat itu belum ada trend instilah "bukan pilihan cerdas" secara harfiah oknum-oknum yang terlibat saling bahu-membahu berkonspiracy sangat licik itu mampu mengkondisikan apapun menjadi seperti yang mereka kehendaki. ya kita harus maklum karena mereka lah yang punya negara ini jadi soal pilihan cerdas atau tidak cerdas itu justru membuktikan berarti sebuah nasehat dari raja ketika pion salah jalan.
selama 1 dekade ini di masa trnsformasi dari masa orde baru ke orde reformasi sepertinya masa ini hanya menjadi peralihan dari "konrspiracy konvensioanal yang njawani" menjadi konspracy yang lebih maju dari sisi IT tapi tetap saja busuk,tapi tetap saja hanya orang-orang yang merasa dirinya cerdas lah yang ada di dalam lingkaran itu.
ya orang pinter sekarang memang bisa nya hanya untuk minteri orang lain? Dan cerdas akan menjadi busuk jika hanya untuk "mencerdasi" orang lain.
jika anda saat ini sudah merasa cerdas masuk lah jadi anggota partai kemudian berkonspiracy lah dan korupsi lah yang banyak dan jangan sampai ketahuan...dan itulah itu lah konotasi "cerdas" sekarang di era reformasi.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H