Mohon tunggu...
PRISMA (Prevent Diabetes Is My Action) Social Activity 07 -2012
PRISMA (Prevent Diabetes Is My Action) Social Activity 07 -2012 Mohon Tunggu... -

Diabetes adalah penyakit yang disebabkan tingginya kadar gula dalam tubuh seseorang dan dapat menjadi penyebab awal terjadinya komplikasi penyakit pada tubuh, sekaligus memungkinkan penderita diabetes lebih rentan untuk terkena sakit jantung, stroke maupun sakit lainnya. Saat ini, berdasarkan data dari WHO, Indonesia menempati posisi lima besar sebagai penderita diabetes terbanyak di Dunia. Hal itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan penyakit diabetes serta akibat yang ditimbulkan masih minim. Menanggapi kondisi tersebut, mahasiswa/i Sampoerna School of Education (SSE) dan Sampoerna School of Business (SSB), yang selain memiliki prestasi akademik juga peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar, membuat satu rangkaian kegiatan kesehatan terkait diabetes sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. Dengan didukung oleh Koperasi Siswa Bangsa, kami mengadakan Social Activity dengan tema ‘’Hidup Sehat, Hidup Manis, Tanpa Diabetes”. Rangkaian kegiatan Social Activity ini terdiri dari: - lomba video campaign cegah diabetes untuk pelajar dan umum. - seminar mengenai pencegahan diabetes - cek gula darah dan konsultasi gratis dengan praktisi kesehatan. Kegiatan ini akan dilasanakan di Kelurahan Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan. Para peserta akan mendapatkan pengetahuan mengenai bahaya dan cara mencegah diabetes, sekaligus kami bertujuan untuk menginformasikan bahaya penyakit diabetes dan pola hidup sehat untuk mencegahnya. Silahkan kontak kami ke email sa07.2012@gmail,com! Salam PRISMA!!! :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Nyata Curahan Hati Suami dari Penderita Diabetes

30 Oktober 2012   13:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12 1669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Lega Problema, Anggota Tim Kegiatan Sosial Sampoerna Foundation Kelompok 7

Sekitar awal Bulan Agustus 2012 kemarin, saya pulang ke Blora-Jawa Tengah, kampung halaman tercinta. Tidak seperti biasanya, Ramadhan tahun ini, saya pulang agak terlambat karena harus mengikuti proyek tender catering untuk pengadaan makan siang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Sesampainya di rumah, esok paginya, beberapa orang sedang ngobrol ria menggosipkan Bu Haji yang masuk rumah sakit gara-gara terkena penyakit gula. Ibu-ibu itu ramai membahas tentang rencana amputasi salah satu kakinya Bu Haji. Begitulah kabar burung yang saya dengar sembari jalan-jalan pagi berkeliling ladang. Ada sekitar 5 ibu-ibu yang bergerombol mengerubuti penjual sayur keliling di pagi hari. Di desa saya, membeli sayur dari tukang sayur di pagi hari itu sudah biasa. Akan tetapi, yang tidak biasa ketika itu adalah topik yang diobrolkan. Sudah hampir 1 minggu Bu Haji menginap di rumah sakit gara-gara diabetesnya itu.

Kabar terakhir yang saya dengar ketika itu adalah rencananya esok hari, Bu Haji akan dioperasi oleh dokter. Begitulah yang diumumkan oleh Pak Haji dan beliau minta doa dari para warga untuk turun bermunajat demi kesembuhan Bu Haji. Kelihatannya kabar ini telah menyebar hingga radius hampir 2 km. Semua menggosipkan kalau kaki Bu Haji akan diamputasi. Karena gossip itu cukup santer, saya coba berkunjung ke rumah Pak Haji untuk ngobrol mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Persis setelah sholat asar, saya makmum dan Pak Haji menjadi imam, kami berdua ngobrol-ngobrol sejenak. Saya tanyakan bagaimana awalnya sehingga Bu Haji bisa terserang diabetes. Dengan muka yang agak sedih (tapi berusaha Pak Haji sembunyikan dari saya), beliau menjelaskan bahwa sekitar 2 bulan lalu, Bu Haji terpeleset saat sedang di dapur. Kemudian digendonglah Bu Haji karena kakinya berdarah dan tidak mampu jalan. Di bawanya Bu Haji ke tempat tidur di belakang ruang tamu. Dengan merintih kesakitan, Bu Haji berusaha bertahan. Selama di tempat tidurnya itu, Bu Haji mengeluhkan katanya pandangannya mulai gelap dan kepalanya pusing.

Pak Haji yang tidak tahu harus bagaimana menangani istrinya, beliau berusaha sekuat tenaga melakukan apa yang beliau bisa. Beliau ambil air 1 gelas dan diminumkan ke Bu Haji yang badannya sudah tampak lemas. Tangannya jelas terlihat tergetar saat memegang gelas. Bahkan gelas yang dipegangnya pun hampir saja jatuh. Mukanya tampak pucat. Apalagi ditambah rambut putihnya yang terurai belum tertata. Pakaiannya belum diganti gara-gara Pak Haji masih panik melihat kondisi istrinya itu. Beberapa kali istrinya meneguk air yang dibawakan oleh Pak Haji. Bu Haji mulai terlihat bisa menghela nafas agak panjang setelah minum air, namun tangannya masih bergetar-getar karena syok. Lalu Pak Haji bergegas mengambil balsem untuk mengurut kaki istrinya. Dengan begitu sabarnya, beliau mulai mengurut kaki istrinya. Beliau agak kaget saat menyaksikan daerah di sekitar luka istrinya itu mulai ikut lebam seperti mau meleleh. Beliau yang belum banyak tahu dunia medis, menganggap bahwa mungkin itu sedang proses penyembuhan. Beliau sangka hal itu wajar terjadi, meskipun dalam hatinya sempat merasa ada yang aneh dengan luka istrinya itu. Hampir seminggu pertama setelah jatuh di dapur, Bu Haji hanya terbaring lemas di tempat tidur. Lukanya masih belum juga kering. Bahkan, setelah 2 minggu berjalan, luka di kaki kanan Bu Haji itu belum juga kering, bahkan kulit di sekitar lukanya mulai ikut meleleh dan membuat lukanya agak sedikit melebar. Nanah dan bau tak sedap mulai keluar. Bu Haji belum juga bisa bangkit dari tidurnya. Bagaimana kisah Bu Haji seminggu setelah itu? Nantikan kelanjutan cerita ini pada postingan berikutnya. Tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun