TARI NELAYAN DI DESA TAMBAK BULUSAN DEMAK
Setelah carut marut dan runtuhnya kerajaan di demak pada tahun 1571 M, ditambah kedatangan para penjajah portugis di tanah jawa pada tahun 1598 M, banyak para prajurit dan para pendekar kerajaan demak yang kabur dan lari pergi mencari kehidupan baru, banyak dari mereka pergi di daerah pesisir. Apa lagi krisis yang di alami kota demak setelah para tokoh perwira penting demak gugur setelah menyerang blambangan dan para bangsawan/ pelaku ekonom demak saat itu pergi ke jepara dan kudus, Tambak bulusan, morodemak, bonang, wedung, bungo adalah tempat paling banyak ditempati mantan prajurit santri demak yang menjadi nelayan dan menjadi rakyat biasa. SEJARAH TAMBAK BULUSAN (GELAGAH WANGI) Konon sunan kalijogo demak pernah akan membuat masjid agung demak di desa tersebut, tapi setelah berunding dengan para wali masjid agung demak terlalu berdekatan dengan pantai, sehingga dengan banyak alasan rencana itu urung dilaksanakan apalagi akses kedesa tersebut saat itu masih banyak rawa dan tambak yang di penuhi dengan bulus atau kedot-tan sehingga para wali sering menyebut desa tersebut dengan nama bulus-an, sedangkan gelagah wangi di laut muara sungai kontrak/tuntang pada saat itu sering berbau wewangian, tapi uniknya hanya orang selain desa tersebut yang mencium aroma wangi tersebut.
CERITA RAKYAT
Konon pada tahun 1602 M, banyak para prajurit demak yang tinggal di desa tambak bulusan tdk banyak yang berinisiatif menjadi perompak/ bajak laut yang paling ditakuti, banyak dari mereka kebal bedil karena dahulu di desa itu ada warukebo dengan membawa daun pohon waru dapat kebal bedil/peluru, mereka menggasak harta benda hasilpungutan pajakpribumi di kapal-kapal penjajah portugis yang sedang melakukan pelayaran dari semarang ke jepara, dan membagi-bagikan kepada masyarakat desa tersebut, sehingga pada saat itu juga ekonomi di desa itu berkembang pesat, alasan selain faktor ekonomi yaitu faktor jihat melawan penjajah, karena sedikit banyak sebelum runtuhnya kerajaan demak karena adu domba portigis kepada kerajaan-kerajaan kecil sebelum datang dan menjajah pulau jawa, ahirnya penjajah portugis sering menyewa jawara-jawara pribumi dari daerah jawa barat untuk menghadapi para perompak dari desa tersebut dan mengawal kapal-kapal portugis yang melintas di tanjung pantai tambak bulusan,
TARI LAYAR NELAYAN ADALAH SIMBOL SEMANGAT PARA NELAYAN DALAM MENCARI PERUNTUNGAN DI LAUT
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H