Mohon tunggu...
sobran holid
sobran holid Mohon Tunggu... -

Pemilik Bengkel Motor, mempunyai toko Online di Bukalapak https://www.bukalapak.com/holids, bagi agan yang perlu sprepart motor bisa langsung kebngkel kami dijalan raya cileunyi no32 atau kunjungi toko OL kami

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senyum, Ramah, Walau Hati Lagi Gegana (Seni Melayani Konsumen )

24 Maret 2016   14:15 Diperbarui: 24 Maret 2016   14:28 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemilik toko atau penjaga toko perlu terus prima, riang menyambut kedatangan konsumen demi kelanjaran didalam proses jual beli. Memposisikan hati, bibir yg terus tersenyum, itu mudah -mudah susah, apalagi kalau lagi banyak persoalan yg menghampiri.

Masih mending kalau ketemu konsumen yg ngak rudet, itu mah gampang, beban yg berat turut terbantu oleh keramahan pembeli. Nah terkadang, begitu banyak kerumitan dalam kehidupan dari anak, keluarga, ribut ama istri , atau anak sakit byk deh, karena hidup adalah lembaran persoalan yg kita selesaikan satu persatu.

Atau terkadang ada konsumen yg komplain, sudah dilayani dengan baik tetap wae ngambek, bisa jadi dia marahke siapa ngambek ka sahak hehehehe, kan sudah biasa, bukankah kadang kita seperti itu juga.

Coba deh, lagi berantem nih istri misalnya, dia lewat cembetut kayak tutut hehehae, eh tiba-tiba ada yg belanja, dalam sekian detik hati harus disetting jadi senang, jangan sampa Mi keramahan dan senyum ktia dianggap palsu ama konsumen. Senyum palsu akan mudah terbaca, kalau cinta palsu agak susah.

Melayani pembeli unik, semuanya minta didahulukan, karena semuanya emang raja, Ada raja yg cepat emosi, ada raja yg sabar, ada raja yg ferfksionis, ada raja yg cuek. Sok aja kita bandingkan tuh para pemimpin kita, ada ahok sang pemarah, ada Jokowi yg serius tapi santai, ada killing smile model Pak Harto, ada SBY yg sangat ferfeksionis, ada Soekarno yg flamboyan begitu juga dengan konsumen.

Kalau jualan ngak bisa kayak ahok, kalau kita bicara kasar wah pada lari yg belanja, wong kita ramah aja pembeli dalam sekian detik bisa ngambil keputusan ngak jadi.

Boleh ada seribu persoalan, tapi senyum untuk pembeli sebuah keharusan, ketulusan, kejujuran, itu semua kunci kebahagiaan dalam melayani konsumen.

Dari sinilah kebahagiaan akan muncul, tidak peduli berapa uang yg kita dapatkan, bukankah semuanya sudah ada yg mengatur?, tugas kita adalah menyempurnakan ihtiar. Salam hangat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun