Agus, ganteng , pintar, istri cantik, anak Mantan Presiden RI, waw sungguh sempurna hidupnya, karirnya bagus di TNI, sungguh luar biasa.
Saya berpikir  sebelumnya inilah calon pemimpin masa depan dari Dinasti cikeas, setelah dia banyak melewati tempat tugas didaerah, dari satu kodim ke kodim yang lain, dari satu kodam ke kodam yang lain sepert i Bapaknya dan para jenderal yang lain.
Sungguh akan sangat berbeda warna yang terbentuk akan pemahaman  kebinekaan Indonesia, jaringan dimiliter dan politisi daerah akan kuat,  disisi lain akses Agus  ke partai lebih besar karena memang dia salah satu pewaris dinasti Partai Demokrat yang secara halus tapi pasti SBY memposisikan dirinya  sama dengan megawati, bahwa PDIP ya  mega dan keluarganya, begitu juga SBY memposisikan democrat ya dia dan keluarganya, Nasdem dengan sury a paloh, Hanura dengan Wiranto dan Gerindra dengan Prabowo
Pada posisi Negara seperti Indonesia itu  memang unik, satu sisi kita membutuhkan demokrasi, sisi lain kita membutuhkan pemimpin yang kuat, baik dipartai, Negara dan Organisasi.
Partai modern yang tidak tergantung dengan tokoh dan selalu bisa menjaga kesinambungan didalam suksesi kepemimpinan justru dipegang oleh partai  bentukan tokoh-tokoh muhamdiyah PAN yang jauh dari konflik.
Sementara parta PKB ,PPP , PKS sudah sering muncul riak-riak dan berakibat perpecahan internal  begitu juga dengan golkar yang banyak pemimpinnya sulit menerima kekalahan dan selalu ingin berkuasa yang memunculkan partai Nasdem, Hanura dll, tetapi secara prinsip 4 partai ini tidak mempunyai tokoh sentral  dan lebih ke partai modern.
Gaya SBY ini sangat menyedihkan, seorang pelopor  Bali Democracy Forum acara seremonial demokrasi yang diakui  dunia juga berprilaku tidak konsisten terhadap nilai-nilai demokrasi, secara halus merektut impian anak muda dengan godaan  kekuasaan yang sangat sulit dicapai saat ini walau mungkin.
Antrian para politisi senior di democrat, tidak adanya diskusi secara intensip dengan dewan Pembina lain misalnya dengan politikus petualang Ruhut Sitompul, Hayono Isman membuat mereka  kehilangan muka dan harga diri, karena ucapan mereka dan prilaku sang pemimpin jauh dari yang ucapkan.
Tapi biarlah itu semua tergantung rakyat Jakarta?.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H