[caption id="attachment_96575" align="aligncenter" width="567" caption="Gajah gembiraloka"][/caption] Hari minggu adalah hari yang banyak dinantikan, karena hari minggu merupakan hari libur dari kesibukan dan rutinitas. Begitu pula dengan bolang kecil keponakan saya, untuk mengisi liburan kali ini bolang kecil yang satu ini ingin berlibur di tempat budhenya. Setelah malam minggunya bermalam dan tidur bersama budhe dan saya, keesokan harinya kami berencana berkunjung ke Kebun Binatang Gembiraloka. Setelah mandi pagi dan menyiapkan bekal makanan dan minuman, kami bertiga segera berangkat. Sesampainya di Gembiraloka, ternyata pintu depan belum buka, mungkin karena masih terlalu pagi. Kami pun segera meluncur menuju pintu belakang Gembiraloka, dan ternyata di sana pintunya terbuka dan bisa dimasuki pengunjung. Di dalam lokasi kebun binatang kami tidak berlama-lama, kami hanya melihat beberapa binatang dan membuka bekal makanan untuk sarapan pagi. [caption id="attachment_96576" align="aligncenter" width="567" caption="Bolang foto bareng si paimo and friends"]
[/caption] Karena hari masih terlalu pagi banyak hewan yang masih belum keluar dari kandang dan suasana masih cukup sepi, hanya nampak para petugas kebersihan yang sedang bersih-bersih dan para pedagang yang menyiapkan dagangannya. Walaupun beberapa koleksi hewan belum keluar kandang, tapi si bolang sudah cukup gembira karena sudah melihat hewan yang langka seperti; Gajah, Tapir, Onta, Kura-kura, dan banyak lagi. Si bolang juga sempat mendatangi ikan raksasa di dalam aquarium yang berukuran besar, yaitu jenis ikan Araipama atau lebih dikenal dengan sebutan si Paimo dan aneka jenis ikan berukuran besar lainnya. Gembiraloka selain menjadi kebun binatang juga merupakan sebuah museum, yang masuk dalam kategori zoologicum museum, atau museum satwa dan juga masuk dalam kategori museum khusus. Dengan memajang berbagai macam hewan langka dan biasa yang sudah diawetkan di dalam display. [caption id="attachment_96577" align="aligncenter" width="567" caption="Tapir koleksi gembiraloka"]
[/caption] Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti. Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum dirasakan oleh masyarakat. Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira Loka Yogyakarta (sesuai akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953) yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka pembangunan Kebun Rojo yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang. Sumber dari
sini [caption id="attachment_96579" align="aligncenter" width="540" caption="Satwa koleksi gembiraloka"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya