Mohon tunggu...
Lik Jo
Lik Jo Mohon Tunggu... Pekerja Lepas -

Pekerja Lepas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjelajah Alam dan Situs Karanganyar

16 Februari 2011   07:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:33 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi di hari minggu yang cerah bunyi hpku berdering tanda ada pesan singkat yang masuk, langsung kuambil dan ku baca ternyata dari sohib yang meminta konfirmasi  tentang rencana hunting ke Kabupaten Karanganyar jadi atau dibatalkan. Karena hari itu minggu pagi yang cukup cerah maka aku pun mengiyakan untuk rencana hunting tersebut, berhubung rencana ini hanya rencana dadakan kami belum mempunyai cukup teman seperjalanan  seperti biasanya, satu persatu teman kami hubungi tapi ternyata cuma satu teman yang bisa ikut karena teman-teman yang lain malah memiliki rencana hunting di tempat yang berbeda. Walaupun pagi itu kami cuma bertiga kami tetap melanjutkan rencana hunting.. let's go!! Air terjun jumog Perjalanan pun dimulai, kami berangkat dari depan kantor tempat kami bekerja karena di situlah kami janjian untuk berkumpul. Kami sempat untuk mampir sarapan di daerah Kartasura, dan segera melaju ke Karanganyar sehabis sarapan. Sesampainya di Karanganyar tujuan pertama kami adalah Air terjun Jumog yang berada di desa Berjo, Ngargoyoso Karanganyar, dengan ketinggian 1000 dpl. Air terjun ini sangat indah dengan debit air yang cukup besar serta pemandangan alam yang masih alami dan berhawa cukup sejuk, tempat ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan.

Candi sukuh Setelah puas bermain air dan jeprat-jepret mengambil gambar keindahan Air terjun Jumog, kami melanjutkan perjalanan dengan tujuan Candi Sukuh yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan lokasi Air terjun Jumog dan masih satu desa. Bentuk candi ini sangat unik yaitu berbentuk trapezium tidak seperti umumnya candi-candi lain di Indonesia lazimnya. Candi ini sekilas tampak menyerupai bangunan suku Maya di Meksiko atau suku Inca di Peru. Candi ini juga sering di sebut sebagai The Last Temple, karena selepas Majapahit runtuh pada abad XV memang tak lagi ditemui pembangunan candi.
Air terjun parang ijo Betah rasanya berlama-lama menikmati udara sejuk di Candi Sukuh ini, sambil mengabadikan  satu per satu relief candi yang berbentuk sangat unik dengan tema kisah pewayangan. Hari mulai beranjak siang, setelah sholat dzuhur kami pun bergegas mencari lokasi Air terjun Parang Ijo. Lokasi Air Terjun Parang Ijo berada di daerah wisata Parang Ijo, Desa Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Dengan ketinggian sekitar 1000 dpl. Setelah beberapa kali bertanya akhirnya ketemu juga lokasi air terjun ini, air terjun ini debit airnya tidak terlalu besar dan dipuncaknya di bangun sebuah lempengan beton dari semen sehingga terkesan tidak natural lagi. Di sekitar lokasi air terjun sudah dibangun arena bermain anak-anak yaitu berupa kolam renang serta dibangun gardu pandang di atas bukit.
Perkebunan teh kemuning Petualangan kami masih berlanjut, setelah kenyang menyantap sate kelinci yang merupakan menu kuliner khas di Kabupaten Karanganyar terutama di lereng Gunung Lawu kami segera meluncur menuju Candi Cetho. Sebelum sampai di lokasi candi kami melewati hamparan perkebunan teh yang sangat luas dengan udara cukup sejuk sekitar 21,5 derajat celcius,  kami berhenti sejenak untuk menikmati kesegaran udara di perkebunan teh dan juga mengabadikan keindahan yang disuguhkan. Karena hari sudah cukup sore kami tidak berlama-lama ditempat ini, karena tujuan kami adalah Candi Cetho yang lokasinya tidak terlalu jauh dari perkebunan teh Kemuning ini.
Candi cetho
Seperti mengejar matahari sore kala itu, kami memacu kendaraan kami dan akhirnya kami sampai di lokasi candi sesaat sebelum petang tiba, lokasi Candi Cetho ini berada di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian sekitar 1400 dpl atau di lereng gunung lawu sebelah barat.  Candi ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan Majapahit yang masih digunakan untuk sembahyang dan acara-acara keagamaan umat Hindu dan dirawat dengan baik. Hari itu adalah perjalan hunting yang sangat berkesan karena kami bisa mendatangi semua tujuan sesuai rencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun