Di Akhirat kelak harta akan ditanya 2 kali, yaitu dimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan, Sabda Nabi Saw: “Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan.” (HR. Ahmad), oleh sebab itu bagi para Markus (Makelar kasus) -yang lagi naik daun saat ini- dan para koruptor hendaklah bertaubat, sebelum harta tersebut menjadi ular yang mematukinya di neraka.
Dan banyaknya harta-kekayaan (dalam istilah basa Sunda Lubak libuk kebon lobak teu kalebok) jangan dijadikan alat kesombongan, apalagi menindas kaum lemah. Tapi hendaklah dipakai untuk berinfaq kepada kerabat dan faqir miskin serta berjihad fi sabilillah. Tak sedikit dari para sahabat Nabi Saw yang mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk berjihad di jalan Allah, sebutlah Abu Bakar As-Sidieq, Utsman bin Afan, sampai Abdurrahman bin Auf, mereka adalah para saudagar muslim yang istiqomah terhadap perjuangan Islam dan Umat Islam, mereka tidak takut miskin untuk menginfakan harta-harta mereka.
Dzalika mata’ul-hayaatid-dunyaa (itulah kesenangan hidup di dunia), yaitu sesungguhnya ini adalah kembang dan hiasan dalam kehidupan dunia, yang bersifat fana (cepat rusak dan lenyap), sehingga kenikmatan akan kesenangan yang ada di dunia ini, Fatkay akan bilang ”Beginilah cinta, deritanya tiada akhir”. Sedangkan surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali, Wallahu ‘indahu husnul maab (dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik [surga]).
Dan ayat selanjutnya (Q.s. [3] Ali ‘Imran: 15) adalah mengkhabarkan tentang keindahan dan kenikmatan yang abadi dan tak akan rusak dibandingkan dengan kehidupan (keindahan) duniawi, Firman-Nya:
Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?.” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Q.s. [3] Ali ‘Imran: 15)
Itulah bagi orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), mereka akan mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dari berbagai macam minuman, mulai dari madu, susu, bahkan khomer-pun ada, serta air yang lainnya, yang belum pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga. mereka kekal (tinggal) didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan, yaitu suci dari berbagai kotoran dan najis seperti: darah haid dan darah nifas.
Akhirul Kalam: “Ya Allah, anugerahi aku akan cinta-Mu, dan cinta orang, yang cintanya bermanfa’at bagiku, di sisi-Mu.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H