Setelah vakum beberapa lama, saya berniat kembali aktif menulis sebagian kisah perjalanan saya yang pernah saya lakukan ke beberapa tempat. Perjalanan di Sumbawa ini sebenarnya telah berlangsung pada tahun 2011, seiring dengan penempatan saya di Propinsi Sumbawa Barat oleh perusahaan tempat saya bernaung. Satu minggu setelah saya menginjakkan kaki di Tana Samawa (Sebutan untuk Pulau Sumbawa), saya dan beberapa teman mendapatkan undangan dari pihak pemerintah daerah untuk melihat sebuah acara unik yang dikenal dengan nama Barapan Kebo. Barapan kebo, atau Balapan Kerbau, hampir mirip dengan karapan sapi di Pulau Madura.... namun kerbau-kerbau ini berlaga di sawah yang telah panen, bukan di tanah lapang, dan kebetulan saat itu telah memasuki musim penghujan, sehingga areal sawah yang dipergunakan sangat cocok karena tergenang dan berlumpur.
Acara yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat Sumbawa ini hampir diadakan setiap 1 bulan bahkan 1 minggu sekali. Kerbau-kerbau ini bertanding satu sama lain dalam hal kecepatan waktu dan ketepatan dalam mengenai Soga atau bilah bambu yang ditancapkan di tengah arena. Sebelum pertandingan dimulai, seluruh peserta yang akan berlaga, diwajibkan melakukan kirab atau devile kepada dewan juri dan tamu, dan dengan disertai sedikit ritual agar kerbau-kerbau mereka dapat terkendali.
Salah satu yang menjadi daya tarik bagi saya adalah, semua sprinter atau pemilik kerbau akan berlomba-lomba untuk menghias kerbau-kerbau mereka sedemikian rupa, sehingga akan terlihat sekumpulan kerbau dengan aksesoris yang cerah ceria.
Barapan Kebo kali ini memperebutkan hadiah Sapi dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta, baik dari Kabupaten Sumbawa Besar maupun para sprinter-sprinter (sebutan penunggang Kebo) lokal dari Kabupaten Sumbawa Barat. Saat semua sprinter beraksi suasana tempat pertandingan semakin riuh oleh sorak sorai penonton dan pendukung wilayah masing-masing. Tepuk tangan semakin kencang apabila Spriter-sprinter tersebut dapat mengarahkan Kebo mereka ke arah Soga yang ditancapkan di ujung landasan pacu.
Hari semakin siang. Satu persatu Sprinter telah memacu Kerbau-kerbau mereka. Seperti pertandingan pada umumnya, beberapa Kerbau yang mencatat waktu tercepat, akan masuk ke babak final, untuk bertanding kembali memperebutkan posisi teratas.
Mungkin bagi sebagian orang, acara ini hanya merupakan acara senang-senang belaka. Namun bagi pemilik kerbau atau sprinter tersebut, merupakan suatu kebanggaan / prestige tersendiri apabila kerbau mereka berhasil memenangkan acara Balapan tersebut.
Semoga kedepannya, acara ini akan selalu mendapatkan atensi dari pihak pemerintah khusus nya pemerintah di Sumbawa, agar dapat dijadikan salah satu maskot dari pariwisata Tana Samawa.
Sekian.
Sumbawa Barat, Januari 2011