Mohon tunggu...
Ardianto Nugroho
Ardianto Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNNES

Menulis untuk UAS :v

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menelusuri Jejak Laksamana Cheng Ho di Sam Poo Kong, Semarang

11 Juni 2024   19:40 Diperbarui: 11 Juni 2024   19:40 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang selalu menjadi kota yang menarik untuk dijelajahi, dan salah satu tempat yang paling saya dan beberapa turis nantikan untuk dikunjungi adalah Klenteng Sam Poo Kong. Berangkat dari Universitas Negeri Semarang (UNNES), perjalanan saya kali ini sarat dengan nuansa sejarah dan budaya, mengikuti jejak Laksamana Cheng Ho yang legendaris.

Perjalanan menuju lokasi Sam Poo Kong saya menggunakan kendaraan bermotor. Saya berangkat pada pagi hari sekitar pukul 9 Waktu Indonesia Barat dari kampus UNNES. Saya memulai perjalanan dari gerbang utama di Kampus UNNES, kemudian menuju Jalan Raya Banaran hingga lurus terus menuju jalan Raya Sekaran sampai dengan jembatan besi yang ada di dekat Sampangan. 

Setelah jembatan besi Sampangan, rute jalan tetap lurus menuju Jalan Menoreh Raya dan setelah itu belok kiri ke Jalan Kelud Raya yang dekat dengan taman Sampangan. 

Setelah di Jalan Kelud Raya, tetap lurus di jalan tersebut dan belok kiri ke Jalan Kaligarang melewati Jembatan Kaligarang. Kemudian setelah sekitar 30 menit perjalanan, saya akhirnya tiba di Klenteng Sam Poo Kong di Jalan Simongan No. 129 melalui gerbang depannya.  

Setibanya di Klenteng Sam Poo Kong, saya langsung menuju loket tiket untuk mengetahui biaya masuk ke tempat bersejarah ini. Untuk kunjungan di hari kerja (weekdays), harga tiket masuknya cukup terjangkau, hanya sekitar 15 ribu rupiah. 

Sedangkan jika Anda berencana untuk berkunjung di akhir pekan (weekend), tiket masuknya sedikit lebih mahal, yaitu 20 ribu rupiah. Ini masih terbilang ekonomis mengingat pengalaman budaya dan sejarah yang ditawarkan oleh tempat ini.

Selain itu, bagi Anda yang datang dengan kendaraan pribadi, biaya parkir juga sangat bersahabat. Untuk sepeda motor, tarif parkirnya hanya 5 ribu rupiah. Bagi pengendara mobil, biaya parkirnya sebesar 8 ribu rupiah. Bahkan untuk bus, yang biasanya digunakan oleh rombongan wisata atau tur sekolah, biaya parkirnya hanya 10 ribu rupiah. Semua biaya ini sangat terjangkau, memastikan bahwa kunjungan Anda ke Sam Poo Kong tidak hanya menarik secara budaya tetapi juga ramah di kantong.

Dengan harga tiket yang demikian, Klenteng Sam Poo Kong menawarkan nilai yang luar biasa untuk pengalaman wisata yang lengkap. Saya segera membeli tiket dan merasakan antusiasme yang semakin meningkat untuk menjelajahi lebih dalam situs bersejarah ini. Biaya yang dikeluarkan terasa sebanding dengan pengalaman yang didapat, dari arsitektur megah hingga cerita-cerita yang sarat akan nilai sejarah.

Saat saya sudah membeli tiket dan masuk ke Sam Poo Kong saya langsung terpukau oleh megahnya arsitektur klenteng yang didominasi warna merah dan emas. Memasuki kompleks Sam Poo Kong, saya disambut oleh suasana yang tenang dan sakral. Klenteng ini dibangun sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut dan diplomat Muslim dari Dinasti Ming yang pernah singgah di Semarang. 

Tempat ini menjadi saksi sejarah perjalanan besar Cheng Ho. Berjalan di sekitar kompleks, saya menemukan Gedung Batu sebagai bangunan utama yang menjadi pusat semua kegiatan di klenteng, lengkap dengan patung Laksamana Cheng Ho di dalamnya. Selain itu, ada juga Klenteng Tho Tee Kong yang didedikasikan untuk Dewa Bumi dan Klenteng Kyai Juru Mudi untuk kapten kapal Cheng Ho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun