Desa selalu menjadi topik dalam diskusi publik di era pemerintahan Jokowi-JK. Desa menjelma menjadi primadona dunia adu argumen. Ada yang melihatnya secara optimis, ada pula yang pesimis. Semua mewakili latar belakang dan kepentingan yang ingin dicapai.
Angin perubahan itu tak sekadar dinikmati oleh para pejuang desa. Tak sedikit lembaga dan perorangan yang awalnya resisten pada perubahan desa, kini tampil bak pahlawan yang paling berjasa. Bahkan, mereka memaksakan diri agar dapat terkoneksi dengan isu desa meski terlihat tertatih-tatih.
Gedhe Foundation merupakan ikon penting dalam perubahan. Pada 2011, lembaga ini membidani lahirnya Gerakan Desa Membangun (GDM) menjadi motor penggerak lahirnya undang-undang desa. Kini, konsep Desa Membangun diadopsi sebagai salah satu pendekatan pembangunan desa. Secara tekstual, istilah Desa Membangun muncul dalam dokumen UU No 6 Tahun 2014 sebagai semangat perubahan yang ingin dilakukan lewat regulasi itu.
Gedhe Foundation didirikan oleh para rekayasawan teknologi dan pemerintah desa. Tokoh di balik ide besar itu adalah Yossy Suparyo, Yana Noviadi, Agung Budi Satrio, Joko Waluyo, Pri Anton Subardio, Bayu Setyo Nugroho, Sungging Septivianto, Kodirin, Avi Mahaningtyas, dan sejumlah tokoh lainnya. Mereka merupakan orang-orang lokal yang mampu menembus keterbatasan daerah dengan ide-ide kreatif dan inovatif.
HackerNdeso merupakan ikon yang diciptakan para pegiat Gedhe Foundation untuk menandai aktivitas mereka. Hacker mewakili istilah yang mewakili perkembangan dunia teknologi informasi, sementara Ndeso menjelaskan tujuan dan lokasi penerapan inovasi teknologi. Alhasil, hackerndeso menunjukkan keberpihakan Gedhe Foundation dalam pengembangan teknologi untuk melahirkan perubahan sosial.
Selain inovasi teknologi, Gedhe Foundation mengusung gagasan manajemen pengetahuan (knowledge management). Gedhe menyadari aset terbesar yang mereka miliki adalah gagasan dan inovasi. Karena itu, mereka bekerja keras untuk mentransformasi aset tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Inilah kunci mekanisme pertahanan diri lembaga ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H